Sabtu, 14 Desember 2013

Ceritaku : Masya Allah, ODOJ

Setelah beberapa hari ini berkenalan dengan ODOJ, kali ini saya memutuskan untuk menuliskan dan menceritakannya. “Masya Allah” (ungkapan ketakjuban pada hal-hal yang indah dan hal yang indah itu memang dicinta dan dikehendaki Allah), itulah yang terucap dibibir ini, ketika dipertemukan dengan majelis ini. Kami menganggapnya majelis Al-Qur’an plus majelis ilmu.

Kenapa majelis Al-Qur’an? Dalam majelis ini kita diajak untuk membaca Al-Qur’an dengan targetan 1 juz per hari. Mungkin beberapa grup juga menambahkan dengan target membaca plus mentadaburi atau plus targetan hafalan. “Masya Allah” ,  lagi-lagi terucap. Bagaimana tidak, saya yang sebelumnya hanya bisa baca Al-Qur’an 1 atau 2 juz waktu bulan Ramadhan, dan sekarang Alhamdulillah … dan mohon do’anya semoga bisa istiqamah. 

Kenapa majelis ilmu? Dalam grup ini saya berkenalan dengan akhwat2 seindonesia, ada dari jogja, bandung, Jakarta, dll. Mulai dari siswa smp, sma, kuliah, dan ibu2. Lantas dimana ilmunya. Dari keanekaragaman ini, kami belajar banyak, mulai dari ilmu parenting yang diceritakan ibu-ibu yang tangguh, ilmu manajemen waktu dari akhwat2 dan ibu-ibu yg luarbiasa sibuknya, ilmu bahasa arab dari akhwat yang luarbiasa jagonya, dan banyak lagi ilmu lainnya. Yang pastinya, tidak hanya ilmu duniawi, tetapi lebih utama, yaitu ilmu agama atau ilmu akhirat.

Jujur, saya yang terkadang merasa sepi, merasa gersang, merasa hilang tujuan dalam hidup, merasa lemah, merasa iman yang naik turun, dsb, sekarang mulai berucap syukur telah diperkenalkan dan berkenalan dengan ODOJ. Bagaimana denganmu saudara dan saudariku? Semoga Allah senantiasa menuntun kita dan membalas amal ibadah kita. Bismillah, Istiqamah… :-)

Jumat, 06 Desember 2013

Tulisanku : Film Kehidupan


Ketika menonton sebuah film, kita akan penasaran bagaimana akhirnya. Terkadang bisa ditebak. Terkadang sulit. Hanya ada dua pilihan : Happy Ending atau Sad Ending. Ketika begitu menikmati setiap alur cerita, kita pun harus mengakhirinya dengan sebuah akhir cerita. Ketika tidak menyukai alur cerita, kita harus tetap mengikutinya hingga sampai di akhir cerita. Seberapa penasarankah dirimu dengan akhir ceritanya? Tetap saja harus mengikuti alur ceritanya. Mungkin kita bisa mempercepat ceritanya dengan lansung menuju ke episode akhir, tetapi itu tidak seseru ketika mengikuti alurnya.

Kehidupan layaknya sebuah film. Film tentang hidup dan kehidupan. Menariknya, kita tak bisa menebak akhirnya. Hanya bisa mengikuti setiap alur kehidupan, menikmatinya, mengisinya dengan ibadah padaNya. Hanya keyakinan bahwa akan ada akhir yang baik untuk yang berusaha baik, akan ada syurga untuk yang senantiasa beriman dan bertaqwa padaNya,dan akan ada cintaNya untuk yang mencintaiNya. Selebihnya, sebesar apapun penasaran kita akan akhir hidup ini, kita tak bisa lansung menuju episode akhir atau sekedar mengintip bagaimana akhirnya. Nikmati alurnya, itu akan jadi lebih seru dibandingkan ketika ingin cepat sampai diakhir karena ketika sampai diakhir, kita mungkin akan rindu pada alurnya. So, Ikuti alurnya, jangan sampai menyesal ketika sampai diakhir cerita. :) :) :) :)

Kamis, 05 Desember 2013

Ceritaku : Tombol Sakti itu :)

"Robbi Shrohli Sodri Wa Yassirli Amri Wahlul U’datan militsani Yafqohu qouli : Wahai Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lancarkanlah lidahku"
 
Ketika bang Tere mengingatkanku tentang bacaan itu tadi pagi, aku pun tersenyum simpul dan mulai melafalkannya dengan sepenuh hati. Berharap Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang mendengarnya dan mengabulkannya.

Akupun memulai hari dengan sekelumit agenda yang telah kurencanakan. Walau sedikit takut, ku yakinkan hati ini dengan doa tadi. Usai Kuliah pengantar, kira-kira jam 11, ku putuskan berangkat ke suatu tempat yang belum pernah ku kunjungi sebelumnya. Syukurlah, ada teman yang mau menemani. Dengan modal rute yang diberitahukan teman tadi malam, kami putuskan untuk ikut saja dengan saran tersebut. Lagi-lagi Alhamdulillaah sampai ditempat tujuan dengan selamat (lebay ya..hehe).

Bangunan yang tergolong elite itu berdiri kokoh dan penuh dengan manusia yang sibuk bertugas. Ku hampiri salah satu petugas untuk menanyakan ruangan yang ingin ku kunjungi. Ternyata cukup berjalan lurus, belok kiri, trus kanan, dan lurus. Ketika memasuki ruangan, petugas disana cukup ramah menyambutku dan menjawab setiap pertanyaanku. Walaupun terkadang ada jawaban yang tak sesuai yang berarti belum bisa dijawab, setidaknya aku mendapat cluenya.

Kemudian, berdasarkan saran petugas ruangan tadi, aku dan temanku memutuskan menuju lantai 6 gedung ini. Disana, aku juga menemukan jawaban pertanyaanku selama ini dari seorang petugas. Hingga usailah pencarianku kali ini.

Memutuskan untuk pulang itu memang ide yang bagus. Namun, hati nurani berkata jangan dan menyarankan untuk menemui beliau, bapak yang sejak beberapa bulan yang lalu sudah ku temui 4 kali. Ini adalah kelima kalinya. Dengan modal bahan dari tempat tadi dan beberapa bahan yang barusan ku googling, dengan PD-nya menemui beliau. Ternyata aku pun surprise dengan tanggapan beliau, sepertinya apa yang beliau minta tak serumit yang ada difikiranku. Sejenak berkonsultasi, aku pun kehabisan bahan untuk ditanyakan. Hingga pertanyaan terakhir terucap : “Setelah ini apalagi ya pak?. Aku syok dengan jawaban bapaknya : “Kamu maju saja lagi, dari pada lama2, nanti diskusi waktu ujian, kasian ortu klo gara2 skripsi kamu telat tamat”. Dalam hati aku bertanya : “serius pak,.semudah itukah? Bapaknya kayaknya gag tau klo aku baru tahun 3, baru megang skripsi, bukan 2010 atw 2009, atw apa karena mukaku ketuaan kali ya?. Ku tenangkan fikiran dan mencoba menjelaskan pada bapaknya bahwa aku belum bertemu pembimbing 2. Bapak itu pun menjawab : “Ya, berarti temui dulu pembimbing 2”

Itulah sekelumit kisah hari ini. Bangunan itu yang masih tersimpan dihipokampusku. Ya dia adalah Rumah Sakit Semen Padang. Pembicaraan dengan bapak tadi pun masih terbayang dibenakku. Selapang itukah? Semudah itukah? Selancar itukah? Kita tak pernah tahu. Dia yang Maha Kuasa, Maha segala. Kita, hambaNya hanya bisa berencana, berusaha, beribadah, dan berdoa padaNya :
“Robbi Shrohli Sodri Wa Yassirli Amri Wahlul U’datan militsani Yafqohu qouli : Wahai Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lancarkanlah lidahku”

Rabu, 04 Desember 2013

Tulisanku : Bagaimanakah Rasanya Kecewa?


Tahukah bagaimana rasanya kecewa? Kecewa ketika planning tak terlaksana. Kecewa ketika keinginan tak tercapai. Kecewa ketika impian tak tergapai. Rasanya memang pahit dan memilukan. Sungguh tak diharapkan.

Namun, tahukah kamu bagaimana cara menenangkannya dan menyejukkan hati yang kecewa? Semua adalah takdir Tuhan. Dia, yang maha kuasa, punya takdir terbaikNya. Kita, hambaNya hanya bisa berencana, berusaha, dan berdo’a. Cukup beristighfar, tarik nafas yang dalam, hembuskan, tenangkan fikiran, bersabar, dan mulailah lagi melangkah, biarkan kekecewaan itu hanya sebagai ujian, dan lagi-lagi mulailah melangkah dan dan mencoba.

Sepertinya saran diatas terlihat mudah. Namun, sekuat tenaga mencoba mengaplikasikan. Apakah akan berhasil dengan mudah. Ayo kita coba. Setidaknya lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali.

Setidaknya kali ini aku merasa mulai tenang. Setiap hembusan nafas berusaha mensuplai oksigen ke otak hingga ia berusaha bekerja dengan baik. Tenanglah, bersabarlah,  berusahalah, bergeraklah, bersyukurlah, yakinlah, dan berdoalah.

Sabtu, 30 November 2013

Kedokteran : Hidup kelapa!!! :D


image
Berdasarkan penelitian Keys dkk, Seven Countries Study, 1970, ditemukan bahwa ada hubungan makanan dengan penyakit jantung. Asupan tinggi lemak jenuh, tinggi kelesterol, rendah lemak tak jenuh berisiko menderita penyakit jantung, seperti infark miokard dimana asupan ini akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah sehingga terjadi aterosklerosis. JIka aterosklerosis terjadi pada pembuluh darah di jantung, seperti arteri koroner, maka akan berujung pada infark miokard dan juga dapat berujung pada gagal jantung.

Pada Masyarakat tropis, terutama asia tenggara, sejak nenek moyang hingga sekarang, kelapa merupakan salah satu sumber lemak terbesar dalam asupan makanan sehari-hari dan bagian dari food culture. Sedangkan pada negara barat, lemak hewani merupakan sumber lemak terbesar. Dari ilmu gizi, kelapa dan lemak hewani mengandung asam lemak jenuh yang jika dikonsumsi berlebihan akan berisiko aterogenik dibandingkan asam lemak tak jenuh. Terhadap profil darah, asam lemak jenuh yang memiliki C12 sampai C 16 dapat meningkatkan LDL dan HDL. Peningkatan LDL (biasa disebut kolesterol jahat) inilah yang berhubungan dengan hiperlipidemia.

Berdalih pada hal diatas, masyarakat tropis mulai mengurangi konsumsi kelapa, seperti mengganti konsumsi santan dengan susu, dll. Padahal, pada masyarakat Indonesia, terutama masyarakat minang, kelapa merupakan makanan yang penting. Sejak nenek moyang, masyarakat minang telah mengkonsumsi kelapa untuk bertahan hidup, menghabiskan bahkan berpuluh-puluh kelapa untuk membuat santan pada rendang atau gulai untuk dikonsumsi sehari-hari atau pada acara besar. Bahkan jika tidak ada lauk, memakan nasi dengan santan atau kuah gulai saja sudah terasa nikmat. Hingga, para penelitipun tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah mengkonsumsi kelapa atau santan merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler.

Menariknya, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa dalam mengkonsumsi lemak jenuh, walaupun memiiki struktur yang sama dengan lemak hewani, ternyata minyak kelapa, virgin coconut oil, mempunyai efek protektif, anti mikroba dan anti virus. Minyak kelapa yang mengandung 90% asam lemak jenuh, 50% nya mengandung asam lemak dengan C<12. Asam lemak dengan C< 12 inilah yang disebut asam lemak laurat yang memilki efek efek protektif, anti mikroba dan anti virus. Selain itu, ternyata, dalam mengkonsumsi santan, kadar asam lemak yang diterkandung lebih sedikit karena dalam santan lebih banyak mengandung air dari pada lemak itu sendiri. Berdasarkan penelitian Prof. Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD, ahli gizi Fakultas Kedokteran Unand, ditemukan bahwa pada masyarakat minang, tidak terdapat perbedaan konsumsi kelapa pada penderita PJK dan orang sehat. Oleh karena itu, bagi penderita penyakit jantung, lebih aman mengkonsumsi kelapa atau santan sebagai sumber lemak tubuh dibandingkan mengkonsumsi lemak hewani, minyak goreng, atau makanan yang mengandung kolesterol lainnya, tetapi tentu dengan jumlah yang tidak berlebihan.

Jadi tak ada alasan lagi bagi kita, masyarakat minang untuk menjauhi, meninggalkan atau bahkan membenci kelapa atau santan. Kalau boleh dikatakan, kelapa yang merupakan sumber kehidupan nenek moyang masyarakat minang yang membuat mereka survive sehingga melahirkan kita sebagai generasi penerus, ternyata aman dikonsumsi sebagai sumber lemak tubuh dbanding lemak hewani atau makanan berkolestorel tinggi. Hidup kelapa!!! (KP Nutrisi pada Penyakit Kardiovaskuler , Gizi Klinik)

Puisi : Untukmu Calon Dokter ku

reblogged from ineztiani

Wahai calon dokterku,
Tahukah engkau…?
Menjadi dokter adalah pilihan yang hebat…
Karena ia begitu mulia dan sangat berharga dimataku…
Segala talenta terpatri dalam jiwanya
Mulai dari komunikasinya yang menghangatkan jiwa,
Keahlian seorang detektif dalam diagnosanya,
Jiwa seorang guru yang memberikan pengertian kepada pasiennya,
Kemampuan persuasifnya…
Kesabaran, kegigihan, keuletan, dan tanggung jawab yang diembannya…
Sifat rela berkorbannya, keikhlasannya… dan masih banyak lagi yang tak bisa kusebutkan…
Terimakasih calon dokterku, karena saat ini, engkau belajar, memahami, mencerna, dan mencari segala sesuatu di kedokteran hanya untukku… calon pasienmu
Tenagamu engkau sumbangkan, lelahmu dalam belajar selalu berusaha engkau tekan, kantukmu engkau lawan…
Dan semua engkau lakukan hanya untuk memberikan yang terbaik bagiku… pasienmu kelak…
Sungguh caldokku, aku tidak tahu harus membalas apa… sungguh mulianya dirimu…
Dan ku yakin engkau akan berkata “tidak, tidak usah dibalas, dan saya hanya manusia biasa, hanya Sang Pencipta yang berkuasa”.
Aku disini selalu berharap engkaulah yang dipilih sang pencipta untuk merawatku kelak… layaknya seperti manusia, ketika aku sakit, ketika aku membutuhkan semangat untuk hidup, dan ketika aku butuh akan perhatian…
Maka dari itu, tersenyumlah…  :)
Aku senang melihatmu tersenyum… :)
Karena dengan senyummu saja, sakit yang kurasa terasa sirna…

Calon dokterku,
Sudah banyak dokter yang tidak mengerti tugasnya, melupakan hatinya, dan tidak mengakui bahwa betapa mulianya ia…
Dan karena itulah aku selalu menunggumu karena aku percaya kelak engkau tidak seperti mereka
Dan karena aku percaya engkau adalah seorang dokter yang berbeda…
Seorang dokter yang akan menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati
Seorang dokter yang selalu berusaha sekuat tenaga demi keceriaan pasiennya meski Yang Maha Kuasa menggariskan sesuatu yang bernama takdir padanya.
Aku ingin segera memanggilmu dokter. Dan bukan calon dokter lagi. Bukankah engkau juga ingin segera mendengarnya?
Namun, aku mengerti…. Pelajaran itu tidaklah semudah yang mereka bayangkan…
Maka, berjuanglah caldokku…
Aku, calon pasien pertamamu… akan selalu menantimu…
Aku akan terus memohon kepada Yang Maha Kuasa agar dapat bertemu denganmu dan mewujudkan impianku untuk menyapamu dengan sebutan ‘dokter’ di ruang praktekmu pagi itu…. :)
Tertanda..
Calon Pasien Pertamamu – Ibu yang selalu merindukanmu

Tulisanku : Ketika Sosok Itu Menjadi Sorotan Tajam

oleh : Nurfazlina

Ketika sosok itu menjadi sorotan tajam, apa kabar dengan impian yang kau anggap mulia itu dan akan menjadi jatidirimu kelak? apa kabar dengan persiapanmu menggambarkan sosok itu didalam dirimu?  apakah ia masih terlihat sebagai tantangan?

Sungguh, tulisan ini bukan ingin membela diri atau menyanjung diri dengan profesi yang mungkin akan kugeluti kelak. Sekali lagi bukan. Menurutku, kemuliaan itu bukan dari profesi, bukan dari status, tapi dari bagaimana kamu menjadi profesikan status itu menjadi sosok yang mulia dan “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat[49]:13)

Ketika beberappa mengusut masalah malpraktek, ketidakprofesionalitasan, materialistik, hati nurani, dll, disisi lain, beberapa mempertanyakan bagaimana pengorbanan mereka yang ditempatkan ditempat terpencil. Ya, selalu ada negatif diantara positif dan begitu pula sebalik.

Mulia? Sempurna? apakah didunia ini ada yang bisa dikatakan sempurna dan apakah ada yang tidak pernah berbuat salah.Sosok ini bukanlah kaki tangan Tuhan atau yang sedari dulu dikatakan dewa bagi bangsa sebelum masehi, ia juga hamba-Nya yang berusaha beribadah padaNya, belajar, mengamalkannya, dan senantiasa berharap pertolonganNya.

Aku, kamu, atau kita mungkin akan mempertanyakan lagi tentang apakah atau bagaimana sosok ini. Namun, yang terpenting untukku atau untukmu yang mungkin akan menjadi sosok ini, apakah itu adalah apakah aku pantas menjadi sosok ini dan bagaimana itu adalah bagaimanakah persiapanku yang mungkin kelak akan menjadi sosok ini.

Awalnya, memang senang, atau mungkin ada yang bangga diberi kesempatan untuk berasa dibarisan yang dipersiapkan menjadi sosoknya kelak. Namun, disisi lain, ada yang sedih, menangis, meraung betapa beratnya perjuangan mejadi sosok ini dan betapa kompleksnya tuntutan menjadi sosok ini.

Kemudian, seiring waktu, rasa senang dan bangga itu hilang oleh beban yang dipikulkan dipundak. Namun, rasa sedih dan takut itu hilang oleh kekaguman dan kenikmatan menimba ilmu yang menjadikanku berdecak kagum pada Sang Pencipta. Selalu ada positif diantara negatif dan sebaliknya. Itulah yang membuat aku, kamu, kami, atau kita mencoba untuk bertahan sembari memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik.

Akhirnya, kita tak pernah tau apakah sosok itu akan berhasil digapai atau apakah sosok mungkin yang kau raih kelak adalah sosok yang memang diharapkan. Semua kembali pada niat yang tulus dan suci, dibarengi usaha yang lurus dan serius,dan tujuan yang baik.

Cayoo, Hamasah, introspeksi diri dan memperbaiki diri.

Ceritaku : Barusan...

oleh : Nurfazlina

Barusan ketika membesuk kakek di RS, sepertinya tak ada aksi mogok. Ketika melewati setiap gang RS pun semua sepertinya sama seperti kemaren dan kemarennya lagi. Aku pun berfikir di perjalanan pulang. Mencoba mengingat kembali cerita dengan tante barusan. Bagaimana aksi mogok yang sedang tayang di TV, bagaimana kehidupan Coass yang dia lihat saat menemani kakek dioperasi, dan masih banyak lagi bagaimananya. Aku hanya tersenyum simpul. Aku terkadang kasihan dan sedih pada masalah yang miris saat ini. Aku terkadang kagum pada sosok disana, namun terkadang juga bertanya, masihkah pantas dikagumi. Aku terkadang bingung apa yang sebenarnya terjadi. Aku pun beralih pada tumpukan buku yang harus dibaca dan skripsi yang sedari tadi menunggu. Setidaknya ini sedikit menjawab keraguanku. Bahwa berusahalah untuk fokus pada impianmu. Kelak, mari kita lihat apa yang akan terjadi pada sosok ini dan bangsa ini.

Sabtu, 14 September 2013

Tulisanku : Lantas, Apa Yang Bisa Kita Lakukan?

14 September 2013 pukul 3:46 
 
Sekali lagi, sebenarnya tidak ada penghalalan untuk profesimu yang mengharuskan untuk berhubungan dengan lawan jenis, bahkan walaupun itu hal yang terpaksa karena memang belum ada aturan/kebijakan yang menjadikan praktekmu dilakukan pada sesama jenis. Maka, jika memang itu tidak halal, lantas apa yang bisa kita lakukan, wahai calon dokter muslim/muslimah? Ya, yang bisa kita lakukan adalah senantiasa meminimalkan bercontact dengan pasien lawan jenis. Jika memang tidak bisa dihindari, senantiasa beristighfar, memohon ampun padaNya dan meningkatkan amal ibadah untuk mengganti dosa-dosa itu. :) Sebagai contoh, ketika Skill Lab,  Yang menjadi OP (Orang Percobaan) kebanyakan adalah laki-laki karena aurat laki-laki biasanya masih bisa terjaga. Jika OP-nya yang ditentukan dosen adalah lawan jenis, sebisa mungkin coba hindari dan minimalkan bercontact dengannya, kemudian beristighfarlah, mohon ampun padaNya, dan tingkatkan amal ibadah sebagai penebus dosa-dosa. Jika situasi memungkinkan (seperti materi yang tidak mengharuskan membuka aurat dan hanya memegang atau meraba saja) dan boleh memilih atau mengajukan OP pada dosen, sebaiknya dilakukan dengan sesama jenis. :)
Hal ini juga terjadi pada jurusan/ profesi lain. Contoh saja jurusan ekonomi atau akuntansi yang tak bisa mengelak profesi pada bank-bank konvensional. Padahal, secara ekonomi islami, kita tau bahwa sistem bunga yang digunakan adalah riba. Ya, lantas apa yang bisa kamu lakukan, wahai calon ahli ekonomi atau akuntan? Yang bisa lakukan adalah jika yakin, berusahalah mencari pekerjaan pada bank-bank yang memang syar’i seperti saat ini telah menjamur bank-bank syariah. Nah, bagaimana jika sulit, jika telah diterima dan bekerja di bank konvensional, atau jika tawaran bekerja dibank konvensional ada didepan mata. Sebenarnya ketika bekerja di bank konvensional, gaji yang diperoleh adalah upah atas kerja. Fair bukan? Ya, tetapi sekali lagi tidak ada penghalalan untuk hal ini. Senantiasalah beristighfar, memohon ampun padaNya, dan meningkatkan amal ibadah untuk mengganti dosa-dosa itu. Dan untuk hal simple dulu adalah jangan gunakan bunga bank konvensional untuk kebutuhan, untuk biaya hidup, atau untuk hal-hal yang akan menjadi darah daging. Tetapi gunakan bunga itu untuk kemaslahatan umat, untuk hal-hal yang tidak akan mengalir pada darah ditubuhmu dan keluargamu karena sekali lagi bunga adalah riba, bukan?
Bagaimana dengan jurusan/profesi lain?
Salam semangat :) salam perjuangan :) untuk yang berusaha memperbaiki diri dan berusaha meniti hidup dijalanNya :)
dikutip dari catatan Liqo’ dan Tasqif Minggu ini :)
NB : Jika ada yang salah dan kurang tepat dalam ditulisan diatas, mohon dikoreksi ya. Ini adalah apa yang bisa saya tangkap dan simpulkan. Sungguh kelalaian dan kesalahan adalah karena datangnya dari diri saya pribadi :)

Rabu, 11 September 2013

Tulisanku : Egoku, menyakitimu?

11 September 2013 pukul 6:52
 
Sebelumnya, boleh share dulu. Sepertiya sudah lama tidak menorehkan isi pikiran dalam notes di fb ini. Seperti ada rasa yang hilang, kosong, hampa, dan sepi. Sungguh, tulisan ini bukan untuk menghakimi, mengajari, atau menggurui. Namun, dari relung hati paling dalam, tulisan ini hanya untuk berbagi agar kita dapat saling memahami dan menguatkan :)

Sebenarnya, Tulisan ini terinspirasi dari bahasan LO dalam kuliah Psikiatri minggu ini. Bagian ini pun dibahas layaknya kuliah Psikologi. Mungkin teman-teman dari Psikologi lebih memahami dan mendalami hal ini. Ini hanya sebagian kecil ilmu yang dibahas sebagai pengantar untuk lebih memahami gangguan kepribadian :)

Secara teoritis, Ego dibawa sejak lahir, tetapi berkembang seiring dengan hubungan individu dengan lingkungan. Prinsipnya realitas atau kenyataan. Untuk bisa bertahan hidup, individu tidak bisa semata-mata bertindak sekedar mengikuti impuls-impuls atau dorongan-dorongan, individu harus belajar menghadapi realitas. Sebagai ilustrasi dari pernyataan ini, ”seorang anak harus belajar bahwa dia tidak bisa mengambil makanan karena terdorong secara impulsif ketika dia melihat makanan”. Jika ia mengambil makanan itu dari orang yang lebih besar,maka ia akan kena pukul. Ia harus memahami realita sebelum bertindak. Bagian dari jiwa atau struktur kepribadian yang menunda impuls secara langsung dan memahami realita seperti ini disebut ego. Menurut Freud, ego adalah struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realita, berisi penalaran dan pemahaman yang tepat. Ego berusaha menahan tindakan sampai dia memiliki kesempatan untuk memahami realitas secara akurat, memahami apa yang sudah terjadi didalam situasi dimasa lalu, dan membuat rencana yang realistik dimasa depan.

Ego mempunyai beberapa fungsi diantaranya:
a) Menahan menyalurkan dorongan
b) Mengatur desakan dorongan-dorongan yang sampai pada kesadaran
c) Mengarahkan suatu perbuatan agar mencapai tujuan yang diterima
d) Berfikir logis
e) Mempergunakan pengalaman emosi-emosi kecewa sebagai tanda adanya suatu yang salah,yang tidak benar,agar kelak dapat dikategorikan dengan hal lain untuk memusatkan apa yang akan dilakukan sebaik-baiknya.

Sepertinya bahasan diatas terlalu rumit dan memusingkan bukan. Mari kita mulai dari pemahaman simple.
Ego adalah mekanisme psikologis manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya SENDIRI. Ego tersebut berupa dorongan yang secara emosional membuat manusia untuk selalu mencari dan mengusahakan apa apa yang dibutuhkannya. Ego yang sangat simpel adalah ego untuk makan, minum, bernapas, tidur, ke kamar mandi, menikah, dan lain sebagainya. Ego yang sedikit belibet adalah ego untuk mempertahankan diri, mempunyai tempat tinggal, dan perasaan aman secara umum atau bisa disebut safe zone. Ego yang rumit adalah ego untuk merasa DIAKUI, DICINTAI, DIHARGAI, DIPAHAMI, DIHORMATI, MERASA MEMILIKI, dan lain sebagainya.

Ego rumit inilah yang seringkali membuat masalah dalam hubungan antar manusia.
Setiap orang mempunyai ego rahasia yang tidak ingin diketahui oleh orang lain, tetapi ingin orang lain memenuhi ego tersebut. Terdengar sangat EGOIS bukan? Ego tersebut biasanya berasal dari kejadian buruk di masa lalu. Hal tersebut adalah wajar, karena manusia adalah makhluk yang berakal, dan tentu saja menggunakan segala cara untuk menghindari rasa SAKIT di masa lalu terulang kembali. Memberitahukan ego (baca : keinginan terpendam) tersebut kepada orang disekitar, dengan jujur, terbuka, dan apa adanya, adalah hal yang sangat dihindari. Alasannya antara lain malu, harga diri, dan dalih “menjaga perasaan orang disekitar kita”.

Contohnya, ada seseorang yang di masa kecilnya dikucilkan oleh lingkungannya. Lambat laun ia tumbuh menjadi seseorang yang rendah diri. Ketika dewasa kelak, ia akan merindukan seseorang yang bisa menerima dia apa adanya, menjadi tempat berlabuh terakhir bagi hatinya yang terombang ambing oleh ganasnya realita kehidupan.

Menariknya, ego memang merupakan respon alami jiwa terhadap yang terjadi dalam kehidupan, tetapi
seseorang dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.

Apa yang bisa kita lakukan?

Yang jelas, jangan berharap dapat menghilangkan ego seseorang, setidaknya dalam waktu yang singkat. Ego adalah mekanisme setiap orang untuk mempertahankan kedamaian hidupnya. Bukankah itu yang memang dikejar oleh semua orang, kedamaian dalam hidup, perasaan tenang, dan kedamaian spiritual?

Kita hanya bisa MENYADARI bahwa setiap orang punya ego masing masing, punya keinginan masing masing, yang sering kali kita tidak bisa saling mengungkapkan secara terbuka hal hal tersebut (dan tidak bisa saling menebak).

Maka, kita jangan menghakimi seseorang yang kelihatannya punya ego BESAR. Kita tentunya juga memiliki ego masing-masing bukan?, Cukup dengan MENYADARI dan saling MENGINGATKAN dengan cara yang anggun, maka hubungan antar manusia akan berjalan dengan baik.

Salam Semangat :) untuk yang berusaha memperbaiki diri dan berusaha mengajak orang disekitarnya menuju kebaikan :-)

Keep smiling menjalani hari-hari dalam hidup :)

Selasa, 30 Juli 2013

How Important The Honesty In Our Life Is



Oleh Nurfazlina, 2nd class of SMP N 1 Candung
written and read in Muhadharah SMP N 1 Candung 
 

Islam teach us to do honest because with honesty our life will be welfare, happy, unafraid, and secured. Rasulullaah has given us many such about honesty in his life. Holy Qur’an and Hadits also have explained about honesty to moslem very much.

One of Rasulullaah’s character is Siddiq that means honest. One time, there was a person asked to Siti Aisyah: “Hai Aisyah, How is the character of Rasulullaah?” Aisyah answer : “The Rasulullaah’s character is Holy Qur’an and one of the content is about honest”.

One time, Rasulullaah SAW brought A widow’s goods. The widow named Siti Khadijah. Because of his honesty Rasulullaah can maste a half traffic trade between Mecca and Syam.
Muhammad prophet said “Shouldly you always do honest because the honesty will bring you to benevolince and the benevolince will bring to syurga”.

Based on what Rasulullaah says above, clearly Islam ask doing honest in our daily life. Honest is a good behaviour that become recources of all thing in life. Honest is very useful in altering the lucky and walfare. The honest people ‘ll be liked by many people because they are not worryed about his or her behaviour. The honesty are very advantages for ourselve and for other people.

Building A Prosperous Nation



oleh Nurfazlina, 2nd class of SMP N 1 Candung
written as preparation text in Speech Competition Of Agam Regency


We admit that Indonesia is rich nation because Indonesia has a lot of natural resources, a lot of people, large archipelego, and large seas. 

Indonesia can be a prosperous nation if we realize it, but whether Indonesia is a prosperous nation or not. Indonesia is not a prosperous nation. In reality, Indonesia has many troubles as far instance.

In Aceh, happened tsunami which made many people died. Aceh Province was not like before. Even, Aceh was badder than before. A province that is supposed as frontyard Mecca. Nao it is only a province which need to be repaired after tsunami. In Central Java and Yogyakarta, happened earthquake which gulpeddown many victims. There were children lost their parent. On the otherhand. There were many parent lost their children. Many house and building were damage and broken . They are only one of the example of the trouble. There are still many other example.

Besides, Indonesia is also facing crisis economics. All goods and needs are expensive. Even, the prises of oil are also expensive. Many functionaries do corruption, they have been taking people’s money but in someplace, people fell hunger and many children don’t go to school and get deserver education.

Of course, you can see and fell how situation in Indonesia today is. We as Indonesian must build Indonesia in order Indonesia can be a prosperous nation. To build a prosperous nation is not as easy as to turn our palm. We must do many swords ang changes, not only government do it, but all Indonesian, our selver, pamily, society. And nation.

If we all try changing Indonesia to be prosperous nation, it is not a dream anymore. As a student, we can alter it with studyng seriously and diligently. School is one of place which can creat a nation expected generation. If school are succed to creat quality and good attituded generation, there are no corruption anymore. 

Besides, if we, as a student, can closing our soul to Allah, it will make our life secured, peace, safe, ang avoided from bad attitude. As what Allah says in Ar-Rad : 11
Actually, Allah doesn’t change situation a gruop (people), so they change situation which be by themselve (Qs Ar-Rad :11). From the Chepter, we can know that is if we want to change Indonesia in to a prosperous nation, we had to change ourselve before.

Sabtu, 27 Juli 2013

Jejak-Jejak Dakwah (Cerpen)

Oleh Nurfazlina, Staf Departemen Peduli Umat


Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan
 Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna di telan masa
Segores luka dijalan Allah
Kan menjadi saksi pengorban
...........................................

Tiba-tiba, kami peserta Medika 1 diminta untuk berdiri, melafalkan dan memaknai setiap untaian kata yang terucap dan tertulis di layar infocus.  Dalam setiap lafal yang terucap, bulu kudukku pun berdiri, darah ditubuh ini seakan-akan mengalir deras menuju jantung untuk dipompa, air mata mendesak keluar dari kelenjar lacrima, dan saraf-saraf otak mencoba berkoneksi untuk merangkai memory beberapa tahun silam. Sungguh, lagu ini mengingatkanku, membuncahkan perasaanku, dan membangkitkan kembali semangatku.


Masa SMA

Semua berawal disini. Semua berawal dari sebuah perkumpulan yang ku kenal dengan nama Forum Study Islam. Awalnya, Aku mengikuti  kegiatan keputrian yang diadakan FSI setiap jum’at hanya untuk mengisi waktu luang disela-sela menunggu waktu belajar sore. Dengan sedikit iseng, ku pun masuk dalam lingkaran dakwah SMA ini. Namun, entah mengapa pada minggu-minggu berikutnya, aku jadi ketagihan ikut forum. Yang ku ingat, bahasannya tentang islam, muslimah, Rasulullaah, ibadah, dll. Bahkan, yang paling ku ingat sampai sekarang adalah sosok akhwat anggun yang senantiasa ikhlas berbagi ilmu dan entah mengapa mata dan hatiku sejuk ketika bertemu dengannya. Awalnya memang masih sangat dangkal, seperti sebuah sentuhan kecil kepermukaan hatiku. Namun, dibalik semua itu, kakak-kakak akhwat ini sepertinya juga menyusupkan ke lubuk hatiku bahwa berusaha menjadi shalehah adalah salah satu contoh dakwah. Akupun bertanya-tanya tentang apa itu “dakwah”

Seiring berjalannya waktu, Aku pun memutuskan menjadi pengurus lingkaran dakwah SMA ini dengan alasan simple yaitu mencari tau apa itu “dakwah”. Diawali dengan mengikuti beberapa pelatihan kepemimpinan islam yang diadakan FSI sekaligus menjadi panitia dalam beberapa pelatihan kepemimpinan tersebut, ku mulai melihat sisi lain dari dakwah, sisi yang lebih luas yang sebelumnya belum ku sentuh yaitu dakwah tidak hanya melalui usaha menjadi sosok shalehah yang bermanfaat dan contoh bagi lingkungan sekitar, namun juga melalui usaha, program, waktu, harta benda, jiwa raga, dan sebagainya untuk menyiarkan dan menegakkan nilai-nilai islam. Dakwah bisa dilakukan secara perorangan seperti menjadi penceramah, dll atau secara berkelompok (jama’i) yang salah satunya melalui FSI ini. Hal inilah yang menguatkanku untuk bertahan membagi waktu antara sekolah dan FSI. Ternyata, dibalik lelah yang menguasai saat ikut rapat forum dan saat menjadi panitia pelatihan dan kegiatan forum, ada rasa semangat yang kemudian melunturkan rasa lelah. Dibalik kesibukan yang mengorbankan sedikit waktu belajar untuk ikut rapat forum dan untuk menjadi panitia kegiatan forum, ada rasa lapang yang menjadikan waktu yang kosong tidak terbuang sia-sia dan waktu belajar yang tersisa mnjadi optimal digunakan. Terakhir, dibalik semua lelah, pengorbanan waktu, pengorbanan jiwa dan raga, dan pengorbanan materi, ada keindahan yang tak terlukiskan dalam nuansa lingkaran dakwah SMA ini.

Dakwah jama’i di FSI memang indah, tetapi dakwah secara perorangan melalui ceramah saat bulan Ramadhan di mesjid dekat rumah pun tak kalah memberi feel yang luar biasa pada diriku. Awalnya, memang malu-malu, takut, dan ada perasaam terpaksa karena diminta pihak pengurus mesjid untuk mengisi ceramah yang kosong karena pencermah tidak ada, tetapi ketika duduk didepan jama’ah mesjid, semua berubah, seperti ada perasaan supranatural yang memberanikan diri menyampaikan materi. Dalam hati, akupun bertanya-tanya inikah yang biasa disebut dengan pertolongan Allah dalam jalan dakwah.

Namun, dibalik semua keindahan yang terlukis ketika berusaha berubah dan merangkai kata dakwah dalam diri, tentu ada rintangan dan ujian yang senantiasa menyapa. Mulai dari orang tua yang heran dan mempertanyakan perubahan yang terjadi pada diriku dan kesibukanku, orang tua yang melarang untuk menginap saat kepanitian pelatihan akhir pekan, orang tua yang mempertanyakan apakah aku ikut aliran sesat, dsb. Sungguh, awalnya memang menguras tenaga untuk menjelaskan pada orang tua tentang kesibukanku dan perubahan pada diriku. Namun, dibalik semua itu, lagi-lagi pertolongan Allah yang menjadikan semua terasa mudah dan melunakkan hati orang tua untuk paham dan menerima. Bahkan orang tua pun akhirnya bisa tersenyum simpul saat melihatku berdiri di mimbar mesjid untuk memberi ceramah ramadhan. Tidak hanya itu, ibu yang awalnya curigaan, kemudian bangga melihatku berdiri menerima piala juara 1 lomba pidato Ramadhan di depan aula sekolah saat pertemuan wali murid penerima zakat Majlis Guru dan bangga melihatku berdiri ditengah lapangan sekolah untuk menerima hadiah karena setiap penerimaan rapor aku selalu masuk ranking 3 besar. Alhamdulillaah dan Subhanallaah, Pertolongan Allah memang luar biasa untuk yang senantiasa berubah dan istiqamah memperjuangkan agamaNya.


Masa Kuliah

Waktupun berjalan. Aku pun memasuki tempat penentuan masa depan dan disinilah ku mulai mengenal kata aktivis dan dakwah kampus. Kampus kedokteran yang terkenal dengan peraturan mahasiswinya wajib memakai rok ini senantiasa mewarnai pengalaman dan perjalananku dalam dunia dakwah kampus. Namun, Disini tak ada lagi FSI. Hanya dengan menambah satu huruf ‘K’ diantara huruf “S” dan “I”, FSI (Forum Study Islam) berubah menjadi FSKI (Forum Study Kedokteran Islam), suatu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bertujuan untuk menegakkan nilai-nilai islam dikampus FK, baik syiar islam, kajian kedokteran islam, kemakmuran mesjid, kajian kemuslimahan, maupun kepeduliaan pada umat atau masyarakat umum melalui aspek pengabdian dibidang kesehatan, sosial, dan ekonomi . Melalui FSKI, Aku pun mengenal dakwah jama’i yang sesungguhnya dengan strategi dakwah yang teratur dan terorganisir. Hal ini didasari pada sebuah ayat : “Sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (Qs Ash-Shaff : 4).    Melalui FSKI, aku pun sadar bahwa menjadi seorang dokter adalah profesi yang mulia. Namun, alangkah lebih mulianya jika menjadi seorang dokter dan da’i atau dokter muslim/muslimah karena setiap detik dari waktu seorang dokter adalah nyawa dan setiap detik dari waktu seorang da’i adalah dakwah.

Departemen Syiar Islam (DSI) FSKI adalah departemen yang memperkenalkanku pada kata “syiar”. Dengan  kata-kata “Para Penyiar”, kami para anggota DSI biasa dipanggil. Sebuah ayat senantiasa teringat dibenakku saat malas untuk ikut rapat dan ego menguasai untuk tidak ikut rapat karena alasan tugas kuliah : “Dan hendaklah di antara kau ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Qs Ali Imran : 104). Menurutku, DSI adalah aktualisasi dakwah terhadap diri sendiri dan aktualisasi dakwah kampus karena DSI mengajari untuk menyiarkan islam dihatiku dan menyiarkan islam di kampus FK melalui proker menariknya seperti ceria warna warni islam (Ceriwis), Lembaran Hikmah (Lebah), Jomblo Club, Ramadhan di Kampus (Radius), Islamic 21, dll.

Menulis adalah dakwah. Menjadi pengurus BO Dawa’ FSKI pun turut mengajariku berdakwah melalui tulisan. Sebuah puisi dengan judul “Cinta Allah : La Tahzan” di Buletin Edisi Spesial BO Dawa’ FSKI mewakili suara hatiku untuk berdakwah. Tidak cukup melalui BO Dawa’ FSKI, Aku pun hobi blogging atau menulis di blog mengenai kedokteran islam dan nilai-nilai islam. Check it my blog in www.nurfazlina-alin.blogspot.com dan www.muslimah-doctor.trumblr.com.

Setelah masa jabatan di DSI FSKI dan BO Dawa’ FSKI usai, Aku pun memutuskan untuk berdakwah melalui Departemen Peduli Umat (DPU) FSKI karena kepedulian adalah salah satu bentuk dakwah dan senantiasa berdo’a padaNya agar istiqamah itu tetap ada untuk menjalani dakwah melalui DPU untuk lebih kurang 6 bulan kedepan. Bismillaah dan InsyaAllah, Hamasah Dan Allaahu Akbar !


------ | | |-----


Tiba-tiba, aku pun tersentak dalam lamunan panjang. Lamunan ini ternyata telah menjadi rangkaian kata dan kumpulan frasa yang indah untuk ku baca. Ku pun mulai memutar lagu lain yang sedari tadi ingin untuk didengarkan.

Halo kawan, sahabat muslim tercinta
Kita sambut kemenangan bahagia
Mari kawan, ikutlah bersama kami
Membela risalah Islam didunia

Remaja peduli pintar dan mandiri
Giat berprestasi kupersembahkan untuk Illahi
Bersatu berjihad dalam dakwah Islam
Diatas panji Al Qur?an dan as Sunnah

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak