Senin, 10 Februari 2014

Tulisanku : Hari Lahirku

Hari ini, hari dimana pada tanggal yang sama, pada bulan yang sama, beberapa tahun yang lalu aku dilahirkan. Hari dimana mama berjuang keras menahan rasa sakit untuk melahirkanku kedunia yang fana ini. Terimakasih mama, sebenarnya hari ini adalah harimu, hari dimana mama berhasil melahirkanku. Hari yang dinanti-nantikan oleh mama, papa, mak wo, atau orang lain yang tahu bahwa aku pernah ada dalam rahim mama. Hari dimana semua berbeda. Aku yang menangis sementara mama, papa, atau orang lain disana mungkin tersenyum menyambut tangisku.

Hari ini, tepat hari ini, umurku genap 22 tahun. Umur yang sudah bisa dibilang tua, atau mungkin matang bagi sebagian orang. Namun, bagiku umur ini belum matang, masih banyak yang kurang disana-sini, masih banyak yang compang camping disana-sini, masih banyak harapan dan impian disana-sini, masih banyak luka disana-sini, dan masih banyak lagi.

Hari ini, digenap 22 tahun ini, dihari dimana hanya mama yang mengucap selamat dan salah satu temanku di kos yang tahu, aku hanya bisa berucap Alhamdulillah. Tuhan masih beri aku kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk beribadah, kesempatan untuk berusaha membahagiakan orang tua, keluarga, orang disekelilingku.

Digenap usiaku yang 22 tahun ini, aku hanya ingin minta maaf pada semua orang yang pernah hadir dihidupku, untuk semua salahku, khilafku, egoku, dll. Aku minta maaf pada ma, pa, abg, zikri, mak wo, pa wo, bang fandi, dll, jika aku pernah berbuat salah, berbuat hal yang penuh ego, sungguh egois. Ku akui ego ku. Hingga saat ini, aku berusaha menebus salahku dengan berusaha disini. Ku ingin minta maaf pada sekolahku, guru2 ku, temanku, sahabatku untuk semua egoku, semua sifat burukku, dll. Aku ingin minta maaf, sungguh ingin minta maaf. Ku hanya minta doakan ku sukses dijalan ini. Jalan yang telah ku pilih. Jalan yang memang berat, lama, dan butuh kesabaran.

Digenap usiaku yang 22 tahun ini, khusus untuk mama. Sosok yang begitu ku cinta, sosok yang begitu kuat. Terimakasih untuk kesabaranmu meladeni sikapku, kesabaranmu membesarkanku, kesabaranmu akan semua tingkahku. Bahkan, sekarang dirimu begitu sabar setiap hari bangun pagi, pulang petang, lelah, setiap hari melakukan hal yang sama. Mungkin, aku tak tau apakah mama bangga punya anak sepertiku. Maaf ma, untuk semua, maaf. Ku tak bisa berjanji banyak, berjanji untuk kehidupan yang mewah kelak, untuk kesuksesan kelak. Aku hanya bisa berbuat seperti ini. Ku tak tau apakah mama bangga denganku. Jika mungkin, aku akan berusaha membahagiakanmu didunia. Jika tak mungkin, ku hanya bisa mendoakanmu. Ku ingin menjadi anak shalehah yang senantiasa mendoakan bundanya. Aku mencintaimu karena Allah, ma. 

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak