Minggu, 30 Maret 2014

Ceritaku : Balada Skripsi, Pembimbing, dan Penguji

Kurang kerjaan emang. Tiba-tiba nulis ini. Tapi entah napa. Pas blank buat lanjutin paragraf selanjutnya revesi ini. Tiba2 kepikiran buat nulis ini. Mungkin teman-teman ada ngerasain hal yang sama atau bahkan lebih luarbiasa. Jujur, ini bukan pengalaman seluarbiasa itu. bukan soal jalan2 keluar negeri. Hanya cerita biasa yang menurutku luar biasa. Yah.. sekali lagi.. hanya menurutku. Bagaimana denganmu?

Tepat saat diminta ngumpulin judul skripsi. Blank setengah mati. Gag tau mau nulis apa. Ada sih banyak yang pengen diteliti. Tapi, sekali lagi mikir-mikir, menimbang-nimbang. Judul apa yang yang simple, gag makan banyak biaya, gag ribet, cepat kelar, dan asyiklah, juga yang kemungkinan pengujinya gag dari klinik, pengujinya yang baik, gag galak, dan gag sibuk-sibuk amat. Pokoknya kompleks deh dipemikiran ini. Maunya sih cepat kelar, dapet penguji yang baik dan keren, dapet A. Biar bisa lulus ontime, yudisium pertama, dan wisuda pertama januari/ferbruari 2015 trus coass pertama. Komplit sudah yang diinginkan.

Lalu, setelah menimbang dan memutuskan. Akhirnya ketuk palu juga. Klo judulnya "ini". Gag sabar nih dapet pembimbing siapa? Setelah kertas pengajuan judul dikembaliiin, lansung melongo.. Antara senang, takut, ragu, dan... semuanya jadi nano-nano. Trus, capcuss nyari teman yang kemungkinan samaan pembimbingnya. Akhirnya, ketemu juga. Janjian deh buat bareng ketemu sama pembimbingnya. Tau gag apa yang terjadi.. Serius, Tuhan menguji. Jangan senang dulu. Ternyata sibapak ikutan naik haji. Jadi nunggu deh kepastiannya disetujui atau gag tuh judul mpe bapaknya kembali. Menunggu emang gag enak. Bikin galau aja nih bapak. Ya udah, gag usah diratapi juga kali. Lanjut... Pembimbing 2. Ibunya baik banget deh, lembut, keibuan, gag neko2, setuju2 aja klo pembimbing 1 setuju. Alhamdulillah, kali ini dimudahkan. Lansung sujud syukur deh.

Sabar itu tidak ada batasnya. Demikian kata Murabbi/kakag liqo' yang di kutip dari sebuah hadits atau Al-Qur'an gitu. lupa. Namun, manusia emang mudah digoda oleh Syeitan. Jadi mudah terjangkit virus galau dan stress. Abis mikir panjang. Gw jadi galau sama judul yang tak kunjung disetujui. Akhirnya gue mutusin ketemu tim skripsi. Rencananya sih buat minta ganti pembimbing 1 atau klo boleh ganti judul. Nah, gw lansung dinasehati. Gini bunyinya : Jangan ragu. yakinlah. Sabarlah. Minggu depan bapaknya juga pulang kog. Jadi dokter itu mesti yakin, gag rau-ragu". Gw lansung termangu. bener juga nih ibuk. Makasih bu. Setidaknya udah menenangkan.

Sekembalinya bapak pembimbing 1 dari Mekah. lansung deh temuin bapaknya. Alhamdulillah, ketemu juga dan lebih bersyukurnya lagi bapaknya lansung tanda tangan setuju, ngasih solusi untuk setiap keraguan gw pada nih judul. Perjuangan selanjutnya.. bikin proposal bab 1,2,3,4.. baru deh bapak dan ibunya ngekoreksi. Gimana kelanjutannya.....bikin revisi dulu ya... Ntar kapan2 bikin lanjutannya ya...

#BERSAMBUNG

Selasa, 25 Maret 2014

Tulisanku : Apakah akan sesederhana itu?

Menghabiskan seluruh hidupmu disebuah kota/daerah, disebuah rumah, disebuah ruangan.
Apakah itu tak membuatmu bosan?
Apakah itu tak membuatmu takut?
Sama sekali tidak.
Inilah pilihan hidupku.
Pilihan hidup seorang gadis yang sederhana.
Dengan kehidupan yang sederhana.
Mencoba menjalani hidup dengan sederhana.
Menggapai impian yang sederhana.
Dengan cinta yang sederhana.

#Apakah akan sesederhana itu?

Tulisanku : AyoMencobaUntukTidakGolput

Pernah dengar atau baca pamflet mengenai donor darah? klo tidak salah begini bunyinya : "Setetes darah anda akan menyelamatkan nyawa"
maksud dari tulisan itu adalah mengajak setiap orang untuk mendonorkan darahnya.
Namun, ku masih ingat. penjelasan salah seorang dokter patologi klinik. tak selamanya imbauan itu dapat lansung dicerna. kita juga harus hati-hati dalam mendonorkan darah. Jangan sampai karena darah kita yang imkompatimbel dengan penerima, darah kita yang mengandung infeksi, dll malah menimbulkan reaksi yang buruk atau penyakit pada tubuh orang lain.
Namun, Penjelasan tersebut bukan berarti kita boleh tidak donor darah karena takut hal demikian. tetapi inti dari penjelasan dosen tersebut adalah berhati-hatilah dan cerdaslah dalam mendonorkan darah.

Mari kita analogikan dengan tulisan yang marak saat ini. klo tidak salah begini bunyinya
"Satu suara anda akan menyelamatkan bangsa".
atau "gunakan hak pilih anda" dll.
saya menganalogikan dengan hal diatas. bukan berarti tulisan tersebut lansung kita cerna. Jangan sampai suara yang kita berikan justru tidak merubah bangsa ini. Namun, juga bukan berarti kita boleh golput. Intinya.. berhati-hatilah dan cerdaslah dalam memilih.

#AyoMencobaUntukTidakGolput

Selasa, 04 Maret 2014

Ceritaku : masyaAllah, luarbiasa nih calon ibu.


1) Kemaren, waktu DCU, dr.Finny Fitri, Sp.A (K) sharing : dulu waktu ikut PPDS atau jadi resident, saya hamil, tapi saya tetap visite, tetap jaga malam, tetap bikin tugas, tetap belajar, dll. *masyaAllah

2) Beberapa hari yang lalu, baca update-an status seseorang di Facebook, yang istrinya hamil tetapi tetap menjalani coass. *masyaAllah

3) Beberapa bulan yang lalu, dapet cerita dari senior klo temannya nikah dan hamil saat preklinik atau masa study S.Ked. tetapi tetap ikut KP (kuliah pengantar), tutorial, skill lab, pratikum, dll *masyaAllah

masyaAllah = ucapan untuk menyatakan kekaguman.
Speechless.
Luarbiasa niih calon ibu. tetap menuntut ilmu disaat hamil :)

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak