Sabtu, 27 Juli 2013

Jejak-Jejak Dakwah (Cerpen)

Oleh Nurfazlina, Staf Departemen Peduli Umat


Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan
 Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna di telan masa
Segores luka dijalan Allah
Kan menjadi saksi pengorban
...........................................

Tiba-tiba, kami peserta Medika 1 diminta untuk berdiri, melafalkan dan memaknai setiap untaian kata yang terucap dan tertulis di layar infocus.  Dalam setiap lafal yang terucap, bulu kudukku pun berdiri, darah ditubuh ini seakan-akan mengalir deras menuju jantung untuk dipompa, air mata mendesak keluar dari kelenjar lacrima, dan saraf-saraf otak mencoba berkoneksi untuk merangkai memory beberapa tahun silam. Sungguh, lagu ini mengingatkanku, membuncahkan perasaanku, dan membangkitkan kembali semangatku.


Masa SMA

Semua berawal disini. Semua berawal dari sebuah perkumpulan yang ku kenal dengan nama Forum Study Islam. Awalnya, Aku mengikuti  kegiatan keputrian yang diadakan FSI setiap jum’at hanya untuk mengisi waktu luang disela-sela menunggu waktu belajar sore. Dengan sedikit iseng, ku pun masuk dalam lingkaran dakwah SMA ini. Namun, entah mengapa pada minggu-minggu berikutnya, aku jadi ketagihan ikut forum. Yang ku ingat, bahasannya tentang islam, muslimah, Rasulullaah, ibadah, dll. Bahkan, yang paling ku ingat sampai sekarang adalah sosok akhwat anggun yang senantiasa ikhlas berbagi ilmu dan entah mengapa mata dan hatiku sejuk ketika bertemu dengannya. Awalnya memang masih sangat dangkal, seperti sebuah sentuhan kecil kepermukaan hatiku. Namun, dibalik semua itu, kakak-kakak akhwat ini sepertinya juga menyusupkan ke lubuk hatiku bahwa berusaha menjadi shalehah adalah salah satu contoh dakwah. Akupun bertanya-tanya tentang apa itu “dakwah”

Seiring berjalannya waktu, Aku pun memutuskan menjadi pengurus lingkaran dakwah SMA ini dengan alasan simple yaitu mencari tau apa itu “dakwah”. Diawali dengan mengikuti beberapa pelatihan kepemimpinan islam yang diadakan FSI sekaligus menjadi panitia dalam beberapa pelatihan kepemimpinan tersebut, ku mulai melihat sisi lain dari dakwah, sisi yang lebih luas yang sebelumnya belum ku sentuh yaitu dakwah tidak hanya melalui usaha menjadi sosok shalehah yang bermanfaat dan contoh bagi lingkungan sekitar, namun juga melalui usaha, program, waktu, harta benda, jiwa raga, dan sebagainya untuk menyiarkan dan menegakkan nilai-nilai islam. Dakwah bisa dilakukan secara perorangan seperti menjadi penceramah, dll atau secara berkelompok (jama’i) yang salah satunya melalui FSI ini. Hal inilah yang menguatkanku untuk bertahan membagi waktu antara sekolah dan FSI. Ternyata, dibalik lelah yang menguasai saat ikut rapat forum dan saat menjadi panitia pelatihan dan kegiatan forum, ada rasa semangat yang kemudian melunturkan rasa lelah. Dibalik kesibukan yang mengorbankan sedikit waktu belajar untuk ikut rapat forum dan untuk menjadi panitia kegiatan forum, ada rasa lapang yang menjadikan waktu yang kosong tidak terbuang sia-sia dan waktu belajar yang tersisa mnjadi optimal digunakan. Terakhir, dibalik semua lelah, pengorbanan waktu, pengorbanan jiwa dan raga, dan pengorbanan materi, ada keindahan yang tak terlukiskan dalam nuansa lingkaran dakwah SMA ini.

Dakwah jama’i di FSI memang indah, tetapi dakwah secara perorangan melalui ceramah saat bulan Ramadhan di mesjid dekat rumah pun tak kalah memberi feel yang luar biasa pada diriku. Awalnya, memang malu-malu, takut, dan ada perasaam terpaksa karena diminta pihak pengurus mesjid untuk mengisi ceramah yang kosong karena pencermah tidak ada, tetapi ketika duduk didepan jama’ah mesjid, semua berubah, seperti ada perasaan supranatural yang memberanikan diri menyampaikan materi. Dalam hati, akupun bertanya-tanya inikah yang biasa disebut dengan pertolongan Allah dalam jalan dakwah.

Namun, dibalik semua keindahan yang terlukis ketika berusaha berubah dan merangkai kata dakwah dalam diri, tentu ada rintangan dan ujian yang senantiasa menyapa. Mulai dari orang tua yang heran dan mempertanyakan perubahan yang terjadi pada diriku dan kesibukanku, orang tua yang melarang untuk menginap saat kepanitian pelatihan akhir pekan, orang tua yang mempertanyakan apakah aku ikut aliran sesat, dsb. Sungguh, awalnya memang menguras tenaga untuk menjelaskan pada orang tua tentang kesibukanku dan perubahan pada diriku. Namun, dibalik semua itu, lagi-lagi pertolongan Allah yang menjadikan semua terasa mudah dan melunakkan hati orang tua untuk paham dan menerima. Bahkan orang tua pun akhirnya bisa tersenyum simpul saat melihatku berdiri di mimbar mesjid untuk memberi ceramah ramadhan. Tidak hanya itu, ibu yang awalnya curigaan, kemudian bangga melihatku berdiri menerima piala juara 1 lomba pidato Ramadhan di depan aula sekolah saat pertemuan wali murid penerima zakat Majlis Guru dan bangga melihatku berdiri ditengah lapangan sekolah untuk menerima hadiah karena setiap penerimaan rapor aku selalu masuk ranking 3 besar. Alhamdulillaah dan Subhanallaah, Pertolongan Allah memang luar biasa untuk yang senantiasa berubah dan istiqamah memperjuangkan agamaNya.


Masa Kuliah

Waktupun berjalan. Aku pun memasuki tempat penentuan masa depan dan disinilah ku mulai mengenal kata aktivis dan dakwah kampus. Kampus kedokteran yang terkenal dengan peraturan mahasiswinya wajib memakai rok ini senantiasa mewarnai pengalaman dan perjalananku dalam dunia dakwah kampus. Namun, Disini tak ada lagi FSI. Hanya dengan menambah satu huruf ‘K’ diantara huruf “S” dan “I”, FSI (Forum Study Islam) berubah menjadi FSKI (Forum Study Kedokteran Islam), suatu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bertujuan untuk menegakkan nilai-nilai islam dikampus FK, baik syiar islam, kajian kedokteran islam, kemakmuran mesjid, kajian kemuslimahan, maupun kepeduliaan pada umat atau masyarakat umum melalui aspek pengabdian dibidang kesehatan, sosial, dan ekonomi . Melalui FSKI, Aku pun mengenal dakwah jama’i yang sesungguhnya dengan strategi dakwah yang teratur dan terorganisir. Hal ini didasari pada sebuah ayat : “Sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (Qs Ash-Shaff : 4).    Melalui FSKI, aku pun sadar bahwa menjadi seorang dokter adalah profesi yang mulia. Namun, alangkah lebih mulianya jika menjadi seorang dokter dan da’i atau dokter muslim/muslimah karena setiap detik dari waktu seorang dokter adalah nyawa dan setiap detik dari waktu seorang da’i adalah dakwah.

Departemen Syiar Islam (DSI) FSKI adalah departemen yang memperkenalkanku pada kata “syiar”. Dengan  kata-kata “Para Penyiar”, kami para anggota DSI biasa dipanggil. Sebuah ayat senantiasa teringat dibenakku saat malas untuk ikut rapat dan ego menguasai untuk tidak ikut rapat karena alasan tugas kuliah : “Dan hendaklah di antara kau ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Qs Ali Imran : 104). Menurutku, DSI adalah aktualisasi dakwah terhadap diri sendiri dan aktualisasi dakwah kampus karena DSI mengajari untuk menyiarkan islam dihatiku dan menyiarkan islam di kampus FK melalui proker menariknya seperti ceria warna warni islam (Ceriwis), Lembaran Hikmah (Lebah), Jomblo Club, Ramadhan di Kampus (Radius), Islamic 21, dll.

Menulis adalah dakwah. Menjadi pengurus BO Dawa’ FSKI pun turut mengajariku berdakwah melalui tulisan. Sebuah puisi dengan judul “Cinta Allah : La Tahzan” di Buletin Edisi Spesial BO Dawa’ FSKI mewakili suara hatiku untuk berdakwah. Tidak cukup melalui BO Dawa’ FSKI, Aku pun hobi blogging atau menulis di blog mengenai kedokteran islam dan nilai-nilai islam. Check it my blog in www.nurfazlina-alin.blogspot.com dan www.muslimah-doctor.trumblr.com.

Setelah masa jabatan di DSI FSKI dan BO Dawa’ FSKI usai, Aku pun memutuskan untuk berdakwah melalui Departemen Peduli Umat (DPU) FSKI karena kepedulian adalah salah satu bentuk dakwah dan senantiasa berdo’a padaNya agar istiqamah itu tetap ada untuk menjalani dakwah melalui DPU untuk lebih kurang 6 bulan kedepan. Bismillaah dan InsyaAllah, Hamasah Dan Allaahu Akbar !


------ | | |-----


Tiba-tiba, aku pun tersentak dalam lamunan panjang. Lamunan ini ternyata telah menjadi rangkaian kata dan kumpulan frasa yang indah untuk ku baca. Ku pun mulai memutar lagu lain yang sedari tadi ingin untuk didengarkan.

Halo kawan, sahabat muslim tercinta
Kita sambut kemenangan bahagia
Mari kawan, ikutlah bersama kami
Membela risalah Islam didunia

Remaja peduli pintar dan mandiri
Giat berprestasi kupersembahkan untuk Illahi
Bersatu berjihad dalam dakwah Islam
Diatas panji Al Qur?an dan as Sunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak