Jumat, 11 Januari 2013

Menjadi seorang ibu, Jihad seorang muslimah?



oleh Nurfazlina
ditulis 11 Januari 2013



Terkadang, kita sulit menggambarkan sosok seorang ibu. Mungkinkah karena betapa besar perjuangannya, betapa besar kasih sayangnya, dan betapa anggun perlakuannya dalam marah atau dalam diamnya. 

Secara harfiah dan pengertian, kita terkadang setuju mengatakan bahwa seorang ibu adalah seoarang perempuan (muslimah) yang dari rahimnya telah lahir seorang atau bahkan lebih janin yang telah dikandungnya selama lebih kurang sembilan bulan dan atau yang kemudian merawat, membimbing, dan membesarkan janin tersebut hingga menjadi sesosok manusia.

Dari pengertian secara sederhana diatas, dapat disimpulkan bahwa tak semua perempuan akan menjadi seorang ibu. Betapa beruntungnya perempuan yang diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjadi seorang ibu, tetapi betapa beratnya perjuangan seorang perempuan untuk menjadi seorang ibu. Namun, dibalik semua perjuangan itu, ada kenikmatan, syukur, dan ikhlas yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Lantas, Bagaimana dengan kata “Jihad”? Jihad ( جهاد ) adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Pada dasar kata arti jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras" , namun bukan harus berarti "perang dalam makna "fisik" . jika sekarang jihad lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", itu tidak harus berarti perjuangan fisik .

“Menjadi seorang ibu adalah jihad?” Hal ini sepertinya memang klise untuk diungkapkan. Bahkan, saya sendiripun ragu untuk meyakinkan bahwa pernyataan diatas adalah benar atau dibenarkan. Berikut saya akan mencoba menjelaskan beberapa gambaran proses yang dilalui seorang perempuan untuk menjadi seorang ibu.dan mencoba mengaitkannya dengan makna jihad.

Pertama, Proses menuju dan saat hamil

Secara anatomis ( ) , seorang bayi perempuan dilahirkan dengan tekstur tubuh yang memang dipersiapkan untuk hamil dan melahirkan yang disebut dengan organ reproduksi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh, organ atau alat reproduksi akan berfungsi dan bekerja dalam suatu rangkaian yang disebut sistem reproduksi. Dari seorang janin perempuan, akan menjadi anak-anak dan remaja. Hal terpenting disini adalah masa memasuki dan berlansungnya masa remaja karena pada masa ini sistem reprduksi mulai bekerja ditandai dengan pertumbuhan seksual sekunder seperti payudara, pematangan aksis hipotalamus-hipofisis ovarium untuk memproduksi ovum atau endomentrium sehingga dapat terjadi pembuahan (jika tidak terjadi pembuahan, siklus menstruasi akan terjadi). Dari hasil pembuahan, jika terjadi perkembangan yang normal, akan terbentuk dan lahir seorang janin yang normal. Proses yang dimulai dari pembentukan bentuk zigot akibat pembuahan ovum oleh sperma dan perkembangan zgot tersebut hingga menjadi janin siap lahir disebut dengan kehamilan.

Berdasarkan gambaran diatas, untuk hamil saja adalah suatu proses yang kompleks dan bergantung pada organ reproduksi yang normal dan bekerja baik dalam sistem reproduksi yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang baik. Perlu dipertanyakan bukankah gizi yang kurang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh perempuan, bukankah gizi yang kurang bisa menunda kehamilan, menimbulkan kehamilan abnormal atau malah meniadakan suatu kehamilan. Perlu dipertanyakan bukankan pola hidup yang sehat turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh, dan bukankah pengetahuan dan keimanan turut mengambil andil dalam persiapan untuk menjadi remaja sehat dalam fisik dan mental. Bukankah persiapan yang matang dalam menjadi bibit untuk dibuahi dan mencari bibit yang membuahi (suami) akan mempengaruhi proses menuju kehamilan dan berlansung kehamilan dan janin yang akan dihasilkan dari kehamilan tersebut. Satu sperma yang sehat akan membuahi ovum yang sehat sehingga dihasilkan zigot yang sehat dan dengan didukung oleh sistem reproduksi ibu yang sehat akan terjadi kehamilan yang normal.

Lantas di mana sisi jihadnya proses ini? Bukankan perjuangan menjadi anak-anak dan remaja yang sehat dalam fisik dan mental (shalehah) adalah sebuah jihad.

Kedua, Proses melahirkan dan menyusui

Proses kehamilan yang normal dan cukup bulan akan dilanjutkan dengan proses melahirkan dan menyusui. Secara gamblang, saya berpendapat bahwa proses melahirkan adalah jihad yang terlihat karena dalam hal ini seorang perempuan akan berjuang antara hidup dan mati, antara kuat dan lemah. Ketika bayi siap dilahirkan, akan terjadi proses penurunan dan pengeluaran bayi yang dibantu dengan ibu mengejan. Untuk ibu yang lemah karena penyakit kardiovaskuler atau penyakit berat lain, sangat ditakutkan untuk terjadinya kelemahan dalam mengejan dan gangguan tubuh yang berakibat kematian ibu atau janin. Bahkan seorang dokter harus secara bijaksana memilih untuk menyelamatkan si bayi atau ibu. Perdarahan yang berat akibat persalinan yang abnormal dapat berakibat fatal bila tidak cepat ditatalaksana. Proses  menyusui juga seakan terlihat seperti jihad. Bagaimana tidak, seorang ibu akan berjuang dalam kantuk untuk menyusui si bayi, mengatur pola makan dan pola hidup yang sehat untuk ASI dan kesehatan tubuhnya, dan mengatur waktu antara beribadah, merawat si bayi, dan merawat suami. Beratkah? Kembali pada pengertian jihad.

Terakhir, proses membesarkan dan membimbing

Proses membesarkan disini bermakna proses dimana seorang ibu memberi asupan gizi yang baik bagi bayi sehingga menjadi anak-anak dan remaja yang sehat  dan dari remaja sehat kelak juga akan dilahirkan janin yang sehat (siklus atau proses yang berkelanjutan). Sementara, proses membimbing lebih dikaitkan pada memberikan asupan terhadap perkembangan berupa mental dan rohani sehingga dihasilkan seorang anak dan remaja yang sehat dalam mental dan rohani (shaleh dan shalehah). Bukankah hal ini bergantung dari si ibu? Seorang ibu yang sehat akan berusaha memberi asupan yang sehat. Seorang ibu yang shalehah akan berusaha mengajarkan dan medidik anaknya untuk menjadi shalehah dan shaleh. Bukankah menjadi muslimah yang sehat dan shalehah adalah jihad?


Dari penjelasan yang kompleks diatas, yakinkah kita bahwa perjuangan seorang perempuan untuk menjadi ibu adalah jihad? Namun dibalik semua pernyataan diatas, ada hal yang perlu ditegaskan adalah bahwa yang dimaksud jihad disini adalah perjuangan seorang perempuan (muslimah) untuk menjadi ibu yang sehat baik fisik, mental, dan rohani (shalehah) sehingga kelak dari rahim dan bimbingannya akan lahir generasi islam yang sehat dalam fisik, mental, dan rohani (shaleh dan shalehah).

Hamasah !!! :-)

Sumber : 
- buku-buku dan bahan yang berhubungan dengan blok 2.3 Sistem Reproduksi
- internet
- Facial
- dll


Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak