Minggu, 10 Juli 2022

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak

oleh A13-4-32-dr.Nurfazlina


dr. Wahidin Soedirohoesodo

Wahidin Sudirohusodo adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya selalu dikaitkan dengan Budi Utomo karena walaupun ia bukan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, dialah penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Jakarta.1

Dokter lulusan STOVIA ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa, sehingga tak heran bila ia mengetahui banyak penderitaan rakyat. Ia juga sangat menyadari bagaimana terbelakang dan tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda. Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah. Sebagai dokter, ia sering mengobati rakyat tanpa memungut bayaran.1 (Berorientasi Pelayanan).

Pada tahun 1890-an, Wahidin menerbitkan majalah bernama ‘Retno Doemilah’Majalah ini terbit dua kali dalam seminggu dan terbit dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu (Indonesia). Hebatnya, majalah ini sampai memiliki agen penjualan di Elsbach St Quentin, Paris. Melalui majalahnya itu, Wahidin menyadarkan rakyat tentang pentingnya pendidikan. Selain itu, Wahidin juga menerbitkan majalah ‘Goeroe Desa’. Selain itu, Wahidin membuat beasiswa (studiefonds) bagi anak-anak desa yang cerdas untuk bersekolah. Dana awal beasiswa studiefonds berasal dari keuangan Wahidin sendiri, baru kemudian dana studiefonds diambil dari potongan gaji pegawai negeri. Pada tahun 1895, Wahidin pernah pula mendirikan pabrik sabun secara kecil-kecilan. Tujuannya untuk memperkenalkan cara hidup mandiri dan ekonomis. Dengan membuat sabun sendiri paling tidak kita dapat memenuhi salah satu kebutuhan penting tanpa bergantung kepada orang lain. Tentu saja akan lebih hemat membuat sabun sendiri daripada membeli.2 (Akuntabel)

Wahidin mulai bersekolah di Sekolah Dokter Djawa pada tahun 1869. Sekolah ini menetapkan masa pendidikan selama 3 tahun. Namun, Wahidin menamatkan pendidikannya lebih cepat. Ia lulus dengan masa studi hanya 22 bulan.1 (Kompeten)

Selama hidupnya, Sudirohusodo yang diketahui merupakan keturunan Bugis-Makassar ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Sehinggga tak heran bila dia disukai banyak orang.3 (Harmonis). Wahidin Sudirohusodo adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang berperan memperluas pendidikan, pengajaran, dan memupuk kesadaran bangsa.4 (Loyal)

Berawal dari sebuah keinginan untuk membebaskan penderitaan rakyat, Wahidin mulai berkeliling di kota-kota besar di Jawa. Ia mengunjungi para tokoh masyarakat sembari menyebarkan gagasannya mengenai Dana Pelajar. Dana Pelajar bertujuan untuk membantu para pemuda cerdas yang tidak berkesempatan melanjutkan sekolah. Sayangnya, gagasan ini tidak mendapat cukup tanggapan. Akhirnya, Wahidin berusaha mendekati para pelajar STOVIA di Jakarta. Di sinilah ia bertemu dengan Sutomo, seorang siswa di STOVIA. Ia menyampaikan gagasannya tersebut kepada mereka. Untungnya, para pelajar STOVIA ini menerima gagasan tersebut dengan tangan terbuka.  Mereka pun menganjurkan Wahidin untuk membentuk organisasi yang bertujuan untuk memajukan pendidikan bagi rakyat Indonesia.  Lalu, pada 20 Mei 1908, lahirlah organisasi Budi Utomo.4 (Adaptif dan Kolaboratif)

Daftar Pustaka

1. Wikipedia. 2022. Ensiklopedia Bebas. Wahidin Soedirohoesodo. (Online) dalam (https://id.wikipedia.org/wiki/Wahidin_Soedirohoesodo), diakses 9 Juli 2022

2. Wahyono, E. 2021. Dokter Wahidin yang Pemurah. (Online) dalam (https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20211028/Dokter-Wahidin-yang-Pemurah/), diakses 9 Juli 2022.
3. Biografi Wahidin Sudirohusodo. (Online) dalam (https://m.merdeka.com/wahidin-soedirohoesodo/profil), diakses 9 Juli 2022

4.   Adryamarthanino, V. 2021. Wahidin Sudirohusodo: Kehidupan, Peran, dan Perjuangannya (Online) dalam (https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/03/135848879/wahidin-sudirohusodo-kehidupan-peran-dan-perjuangannya?page=all), diakses 9 Juli 2022


Prof. DR.Dr.Nila Djuwita F.Moeloek, Sp.M (K)

Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, Sp.M(K), (lahir 11 April 1949), yang biasa dipanggil “Nila” adalah  Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.  Ia juga seorang ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata) dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Nila Moeloek adalah putri pasangan perantau Minangkabau. Selain menjadi dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo , ia juga menjadi ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat (20042009), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami), dan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode 20112016.[3] Nila merupakan istri dari Faried Anfasa Moeloek, Menteri Kesehatan pada Kabinet Reformasi Pembangunan. Ia dikaruniai tiga orang anak, yakni Muhammad Reiza Moeloek, Puti Alifa Moeloek, dan Puti Annisa Moeloek.1

Kementrian Kesehatan (Kemenkes) tak asing untuk Nila, penunjukan dirinya sebagai Menteri Kesehatan membuat memori Nila saat-saat mendampingi sang suami menjadi Menkes kembali mencuat. Maka ketika pertama kali melangkahkan kaki ke Kemenkes, Nila sudah paham langkah apa yang harus diambil. “Setelah sampai di Kemenkes, saya minta (upaya) preventif-promotif dikuatkan,” ujar Nila. Nila memiliki alasan kuat dibalik kebijakan yang menjadi fokusnya selama menjabat sebagai Menkes, yaitu hanya semata-mata untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan terus melakukan perbaikan dan penguatan pelayanan kesehatan.2 (Berorientasi Pelayanan)

Dalam mengemban amanah sebagai menteri kesehatan, Nila senantiasa bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Secara berkala, beliau akan melaporkan capaian kinerja kementrian kesehatan.3 Uniknya, terkait takut disebut “gratifikasi”, beliau melaporkan secara jujur kepada KPK semua pemberian yang beliau terima dari berbagai pihak, seperti ucapan selamat. Namun, dari KPK hal tersebut tidak termasuk gratifikasi. “Saya imbau untuk tidak memberikan sesuatu kepada saya. Percuma, nanti saya laporkan soalnya,” kata NIla.4 (Akuntabel)

Dari segi kompetensi, kompetensi Nila sebagai menteri kesehatan tak diragukan lagi. Nila menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kemudian ia melanjutkan pendidikan spesialis mata, serta mengikuti program sub-spesialis di International Fellowship di Orbita Centre, University of AmsterdamBelanda dan di Kobe University, Jepang. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan konsultan Onkologi Mata dan Program Doktor Pascasarjana di FKUI.1(Kompeten)

Mengawali karier sebagai Menkes, Nila mulai mencari tahu hambatan-hambatan yang menyebabkan Indonesia Sehat 2010 tidak dapat terwujud sesuai komitmen. Hingga akhirnya, Nila berkesimpulan bahwa untuk mewujudkan Indonesia sehat adalah dengan menciptakan kebersamaan dalam setiap program pembangunan kesehatan. “Sebagai pemimpin kita duduk bersama, kita jalan bersama, saya lebih senang bersama-sama ini yang saya buat,” Ujar Nila.2 (Harmonis)

Dalam menjalankan tugasnya, Nila senantiasa berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa. Sebagai warna negara yang baik, dalam bekerja beliau senantiasa mengamalkan ideologi pancasila dan UUD 1945. NIla menjunjung tinggi semangat antikorupsi dengan melakukan seremoni penandatangan komitmen tersebut bersama delapan orang pejabat eselon I di jajaran Kemenkes.5 (Loyal)

Selama menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Nila tidak hanya melakukan penguatan program yang lama, namun juga berinovasi dengan melahirlah program-program baru seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Standar Pelayanan Minimum, Nusantara Sehat.2 (Adaptif)

Menurut Nila, Banyaknya program yang dibuatnya tidak akan memberikan dampak positif yang masif apabila tidak ada sinergitas antar instansi Pemerintahan. Nila pun menegaskan dalam program-program kesehatan yang digulirkan perlu dukungan dari instansi lain di luar Kemenkes. “Kementerian Kesehatan nggak bisa sendiri. Saya perlu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan untuk mengubah perilaku perempuan untuk mengerti pola asuh kepada anak-anak, itu bukan hanya tugas Kementerian Kesehatan tetapi juga Kemeneg PP yang punya banyak organisasi yang seharusnya bisa dimanfaatkan”.2 (Kolaboratif)

Daftar Pustaka

1. Wikipedia. 2022. Ensiklopedia Bebas. Nila Moeloek. (Online) dalam (https://id.wikipedia.org/wiki/Nila_Moeloek), diakses 9 Juli 2022.

2.   Kertapadi, D. 2019. Arsip E-Magazine. Prof. DR.Dr.Nila Djuwita F.Moeloek, Sp.M (K) Semangat Tanpa Jeda Membangun Kebersamaan Mewujudkan Indonesia Sehat. (Online) dalam (https://mediakom.kemkes.go.id/2019/06/prof-dr-dr-nila-djuwita-f-moeloek-sp-m-k-semangat-tanpa-jeda-membangun-kebersamaan-mewujudkan-indonesia-sehat/), diakses 9 Juli 2022.

3.   Kemenkes RI. 2019. Sejak Tahun 2015 – 2018, Kemenkes Terus Lakukan Penguatan Pelayanan Kesehatan. (Online) dalam (http://p2p.kemkes.go.id/sejak-tahun-2015-2018-kemenkes-terus-lakukan-penguatan-pelayanan-kesehatan/), diakses 9 Juli 2022.

4.   Rokom. 2018. Sehat Negeriku : Agar Tenang, Menkes Nila Moeloek Laporkan Semua Pemberian. (Online) dalam (https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180325/2425362/agar-tenang-menkes-nila-moeloek-laporkan-pemberian/) , diakses 9 Juli 2022.

5.   DetikNews. 2015. Menkes Nila Moeloek Minta Jajarannya Junjung Tinggi Semangat Antikorupsi. (Online) dalam (https://news.detik.com/berita/d-2799069/menkes-nila-moeloek-minta-jajarannya-junjung-tinggi-semangat-antikorupsi), diakses 9 Juli 2022

 

Senin, 08 April 2019

Kelahiran Putra Pertama

Lagi-lagi aku insomnia setelah menyusui Husain yg rutin terbangun antara Pukul 23.00 s/d 00.30 WIB.

Kali ini aku ingin bercerita bagaimana proses kelahiran putra pertamaku ini. Ahmad Husain Nurendra.

Diawali waktu tau hamil pas bulan Juli. Waktu tu aku baru telat haid 3 hari. Tapi pas cek positif. Yakinin aja buat makan suplemen ibu hamil segera. Wlo sebenarnya masih blm yakin beneran positif ato gag. Takut salah liat. Tapi sekali lagi yakinin buat lansung makan suplemen ibu hamil biar kandungan kuat. Trauma sama kehamilan sebelumnya yg hanya bertahan 2 bulan karena bisa jadi waktu tu gag yakin juga hamil, pas udah sebulan baru makan suplemen ditambah sibuk jaga igd dan dinas malam. Jadi kandungan gag kuat.

3 Bulan awal atau trisemester I dirasa berat bagiku. Mual, kadang sampai muntah, begah, sensitif, semua jadi satu. Bahkan aku memutuskan meliburkan diri dari internship di Puskesmas selama lebih dari sebulan. Untung suami pengertian dan perhatian. Kadang suami pusing juga beliiin dan bikinin makanan apa buatku karena saking sensitifnya ni lambung. bawaan semua gag enak. bahkan pop mi atau indomie yg pasti akan enak bagi setiap org itu, pas TM 1 nilah aku merasakan pop mie atau mie itu gag enak. Bisa jadi kuasa Allah biar si calon ibu bandel ni gag makan yg aneh2 lagi. kasian si debay yg lagi berkembang di kandungan.

3 Bulan kedua atau TM 2. ini fase paling nyaman bagiku. Mulai bisa makan dan merasakan makanan mulai enak. Bahkan jadi agak cangok. Pas 22 minggu iseng USG. eh dengan yakinnya Sp.OG melihat itu baby boy. keliatan scrotum dan penisnya. Kondisi debay sehat. Ketuban cukup. Suami bilang pas dengar denyut jantung bayi pertama kalinya, rasanya gimana gitu. mau jadi ortu.

3 bulan akhir atau TM3. awalnya sih masih kayak TM 2 . makan enak. cek ke Sp.OG tiap bulan aman. Posisi bayi bagus. di prediksi bisa lahiran normal. Tapi pas mo dekat lahiran, begah jadi muncul lagi. so makan dikit tapi sering. bawaan cemas, banyak pikiran, dan susah tidur. Bingung mau lahiran dimana. Jadinya karena dari kontrol ke Sp.OG aman dan diprediksi bisa normal, jadi mutusin ke bidan aja. Kebetulan kenal sama bidannya dan dia menawarkan untuk lahiran ditempatnya saja. Dia bakal sabar menuntun karena tau klo lahiran anak pertama itu biasanya lama dan susah. butuh kesabaran dan tuntunan. klo di RS biasanya klo udah lama udah di persuasi buat SC atau operasi aja.

Alhamdulillah. tepat usia kandungan 38 minggu lebih 4 hari. sikecil lahir normal. lebih cepat 10 hari dari waktu taksiran persalinan. Ceritanya pas bangun subuh pas cek celana dalam ternyata keluar darah dan lendir dikit. paginya lansung ke bidan. baru bukaan 2. disuruh pulang dan balik malam. sambil nunggu malam, rutin jalan2 tapi gag diforsir juga. nyeri pinggang mulai dirasa per sejam lalu per setengah jam. Bis maghrib ke bidan lagi. Baru bukaan 3-4. disuruh pulang juga dulu. tapi aku menolak. mau stay disana aja. pukul 23.00 nyeri pinggang jadi sering. luarbiasa sakitnya. pas di cek bukaan 7-8. Persiapan melahirkan disiapkan. mulai baring di tempat tidur. Sambil nahan sakit. Berdoa. Exhale-Inhale. Pegang suami. Urut2 pinggang. Pas bukaan lengkap. disuruh mengejan. Entah napa akunya susah dituntun mengejan. Lebih sejam. Gag keluar juga. udah di kasih teh hangat berkali2 biar bertenaga. sampe2 si bidan mengeluarkan makanan andalannya, nasi pake gula biar akunya tetap kuat. Akhirnya lahir juga. di epis dan  dijahit. Ya Allah sakitnya jahit epis juga luar biasa. Gag pake dibius. Sambil gigit kain. Aku pun segera minta IMD buat sikecil. setelah si kecil diazanin. mulailah di Inisiasi Menyusui Dini. Si kecil ditaroh didadaku sambil dia nyari puting susu. Yey. Alhamdulillah berhasil dia menyusui dan dapat kolostrum. eh abis tu si kecil malah jadi ketagihan ngisap. Sampai pagi gag bisa tidur. Si kecil baru dimandiin di pagi hari. Siangnya aku bisa pulang setelah si kecil dapat sutik vitamin K dan Hb0.

Nyampe rumah. sibuk nerima tamu yg ngeliat si kecil. Ditanyain terus nama si kecil. Aku dan suami bingung. Sampai akhirnya pas minta surat keterangan lahir ke bidan baru fix nama si baby boy ini. Ahmad Husain Nurendra. Ahmad artinya terpuji. Husain artinya cakap, cucu nabi, keindahan. Nurendra adalah singkatan namaku dan suami yaitu NURfazlina dan hENDRA aspratama. Panggilan Husain atau Sein. loh.. kenapa kog "Sein". gag "Sain"? aneh aja klo nyebeut Sain. Tapi kenapa gag Husein aja. karena bahasa arab gag ada "e". Jadi Husain aja. tapi klo di panggilan gag papalah berubah jadi "e" atau Sein.

Minggu, 10 Februari 2019

Sensitif dengan kata "Kerja"

Ya. aku tau. aku mungkin orang yg gagal. Kalian semua akan menertawaiku. Aku gagal ikut tes cpns dokter puskesmas karena Waktu pembukaan pemdaftaran, str ku masih berstatus iship. Aku gagal daftar kontrak dokter di rsud karena ragu2 buat daftar (mikir lagi hamil). Aku gagal mencoba kerja di klinik karena lagi2 aku takut (trauma karena hamil). Pokoknya, bisa dikatakan aku dokter yg baru selesai iship yg gagal. Gag ngapa2in. Hanya dirumah saja. Nungguin waktu persalinan.

Silahkan kalian menertawaiku. Silahkan...
Mungkin ini saatnya aku gagal dan diam. Setelah lahiran, debay udah tagok. Aku akan coba peruntungan ku lagi. Apa masih ada lowongan untukku? Sekarang jangan paksa aku untuk memulainya dulu. Aku sedang lelah dan tidak bersemangat. Mungkin setelah lahirnya si bayi. Aku akan bersemangat lagi.

Silahkan kalian menertawaiku. Silahkan.

Tapi aku udah siap2 kog bakal kejadian kayak gini. Untung sebagian gajiku selama iship ditabung. Jadi untuk 6 bulan ke depan masih bisa ngirim sedikit uang buat bantu sekolah adik dan ortu plus buat bayar ATLS/ACLS dan Hiperkes.

Selasa, 20 November 2018

Cerita Internship Part 4 : Ending

Finally. iship berakhir. wlo dengan banyak tangisan dan kesulitan. Sesuai konsekuensi karena meliburkan diri waktu hamil trisemester satu, Aku harus nambah sebulan di puskes "sendirian" ya sendirian. Tapi gimana lagi. Aku juga tidak diijinkan urus str bareng teman yg selese tepat waktu padahal udah memohon. Aku meraung. Ntah kenapa bawaan mood sedih aja dan muak dengan semua. ditambah aku nyambi daftar cpns yg akhirnya gagal juga karena belum ada str defenitif. Kak tia, pembimbing puskesmas akhirnya mengkorting waktu nambah ishipku. Syukurlah cuma jadi 2 minggu aja. Baru deh aku bisa urus tu str defenitif. Nunggu sebulan mpe 2 bulan pulak, fix aku jadi "pengangguran".

Kamis, 30 Agustus 2018

Cerita Intenship part 3 : Kehamilan kedua (sebelumnya abortus)

Stase berganti : Puskesmas
Alhamdulillah, setelah kosong 3 bulan, test pack positif lagi. walau belum berani USG lagi (trauma), tapi bawaannya yakin aja, sujud syukur. Kali ini janji benar-benar jaga. 
Mulai dari minum suplemen bumil, susu bumil, istirahat, dll bahkan memutuskan cuti karena kadang mabok kali dan ngurangi perjalan jauh dan kecapean dulu.

Tapi kali ini rasanya Allah nguji kali : mual sering, heartburn, GERD, pernah demam, pernah mencret2, pusing, lemes, suka tersinggung, bawaan nangis aja, takut, cemas, dll. Semua jadi satu. 
Innallaaha maashshobiriin...
Rabbi lazarni fardan wa anta kharirul waaritsiin.. Aamiin

Rabu, 29 Agustus 2018

Cerita Internship part 2 : Abortus dan dikuretase

Akhhirnya,,, internship itu dimulai
Aku yang sebelumnya memutuskan untuk tidak hamil dulu sebelum mulai internship, akhirnya memulai program hamil. Walau kadang sedih, teman-teman yang lain sudah hamil bahkan sudah punya anak.

Dimulai dari stase igd
Stase yang melelahkan dan menegangkan menurutku
Setelah melalui dua bulan stase igd, aku pun hamil. Karena sibuk dengan "karier" ini, aku tak terlalu care dengan kehamilanku. Telat konsumsi suplemen bumil dan suka ngelanggar pantangan ex, katanya jangan naik motor, jangan berhubungan seksual dulu, jangan stress, jangan kerja berat, dll. Dan... hampir semua aku langgar. Astaghfirullah... Kehamilanku hanya bertahan dua bulan.

Stase pun berganti
Tetap setelah satu minggu di stase bangsal, aku memutuskan USG ke senior dr. Sp.OG tempatku iship, Alhamdulillah sudah tampak kantong, dan usia 6-7 minggu. namun belum ada DJJ. Kata dokternya kemungkinan tunggu seminggu lagi baru ada DJJ.
Satu minggu kemudian, aku mengalami flek. Memutuskan untuk cek ke Sp.OG dan diUSG, di beri obat, dan dianjurkan istirahat.
Namun, aku yg masih memikirkan "karier" ini memutuskan tetap jaga sore, tepat masuk jaga bangsal pagi.
Alhasil. TIdak hanya flek lagi, ditambah darah. Aku segera ke igd RS Swasta dan dirawat, diusg : masih ada kantong. disuruh istirahat total. hanya berbaring dan tidak boleh bergerak. makan, minum, BAB, BAK ditempat tidur. Sungguh apakan ini ujian, cobaan, atau azab. Aku hanya berserah. kadang nyeri dan perdarahan masih terjadi. 3 hari dirawat, di usg lagi. Sudah tidak ada kantong kehamilan. dan akhirnya aku dikuretase. Ini kehamilan pertama dan aku dikuretase. Post kuretase tidak boleh hamil dulu paling kurang 3 bulan.
Astaghfirullaah.
Innallaaha maashabiriin

Selasa, 08 Mei 2018

Cerita Internship...part 1

Finally, after waiting for so long...

Pada hari itu, tanggal 18 oktober 2017 pukul 13.00 WIB pemilihan wahana iship untuk lokal dibuka. Satu hari sebelum hari ini, aku bingung dimana aku bisa melakukan pemilihan, di warnet? pake internet kantor uda? dan... tiba-tiba uda harus ke luar kota hari-H ini, sehingga aku harus mencari warnet disekitaran kontrakan saja. Tepat saat login, server down, aku pun gemetaran, ingin menangis rasanya, berteriak. Namun, apa daya, ini hanyalah warnet biasa di sebuah kota kecil, bukan seperti warnet di pulau jawa atau dikota besar lainnya yang dibooking kebanyakan teman ku lainnya. Aku pun menelpon uda sambil terisak. Syukurlah teman yang menemani uda ke luar kota membawa laptop. Hanya dengan terathering dari ponsel ke laptop, uda bisa login dan dan lansung mengklik wahana kami inginkan.


Alhamdulillah... akhirnya, aku bisa iship, setelah melewatkan satu ronde pemilihan wahana karena ingin memilih wahana yang sekota dengan tempat uda bekerja.

Dan aku pun memulai dengan stase terlelah sepanjang perishipan, yaitu IGD

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak