Sabtu, 30 November 2013

Kedokteran : Hidup kelapa!!! :D


image
Berdasarkan penelitian Keys dkk, Seven Countries Study, 1970, ditemukan bahwa ada hubungan makanan dengan penyakit jantung. Asupan tinggi lemak jenuh, tinggi kelesterol, rendah lemak tak jenuh berisiko menderita penyakit jantung, seperti infark miokard dimana asupan ini akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah sehingga terjadi aterosklerosis. JIka aterosklerosis terjadi pada pembuluh darah di jantung, seperti arteri koroner, maka akan berujung pada infark miokard dan juga dapat berujung pada gagal jantung.

Pada Masyarakat tropis, terutama asia tenggara, sejak nenek moyang hingga sekarang, kelapa merupakan salah satu sumber lemak terbesar dalam asupan makanan sehari-hari dan bagian dari food culture. Sedangkan pada negara barat, lemak hewani merupakan sumber lemak terbesar. Dari ilmu gizi, kelapa dan lemak hewani mengandung asam lemak jenuh yang jika dikonsumsi berlebihan akan berisiko aterogenik dibandingkan asam lemak tak jenuh. Terhadap profil darah, asam lemak jenuh yang memiliki C12 sampai C 16 dapat meningkatkan LDL dan HDL. Peningkatan LDL (biasa disebut kolesterol jahat) inilah yang berhubungan dengan hiperlipidemia.

Berdalih pada hal diatas, masyarakat tropis mulai mengurangi konsumsi kelapa, seperti mengganti konsumsi santan dengan susu, dll. Padahal, pada masyarakat Indonesia, terutama masyarakat minang, kelapa merupakan makanan yang penting. Sejak nenek moyang, masyarakat minang telah mengkonsumsi kelapa untuk bertahan hidup, menghabiskan bahkan berpuluh-puluh kelapa untuk membuat santan pada rendang atau gulai untuk dikonsumsi sehari-hari atau pada acara besar. Bahkan jika tidak ada lauk, memakan nasi dengan santan atau kuah gulai saja sudah terasa nikmat. Hingga, para penelitipun tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah mengkonsumsi kelapa atau santan merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler.

Menariknya, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa dalam mengkonsumsi lemak jenuh, walaupun memiiki struktur yang sama dengan lemak hewani, ternyata minyak kelapa, virgin coconut oil, mempunyai efek protektif, anti mikroba dan anti virus. Minyak kelapa yang mengandung 90% asam lemak jenuh, 50% nya mengandung asam lemak dengan C<12. Asam lemak dengan C< 12 inilah yang disebut asam lemak laurat yang memilki efek efek protektif, anti mikroba dan anti virus. Selain itu, ternyata, dalam mengkonsumsi santan, kadar asam lemak yang diterkandung lebih sedikit karena dalam santan lebih banyak mengandung air dari pada lemak itu sendiri. Berdasarkan penelitian Prof. Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD, ahli gizi Fakultas Kedokteran Unand, ditemukan bahwa pada masyarakat minang, tidak terdapat perbedaan konsumsi kelapa pada penderita PJK dan orang sehat. Oleh karena itu, bagi penderita penyakit jantung, lebih aman mengkonsumsi kelapa atau santan sebagai sumber lemak tubuh dibandingkan mengkonsumsi lemak hewani, minyak goreng, atau makanan yang mengandung kolesterol lainnya, tetapi tentu dengan jumlah yang tidak berlebihan.

Jadi tak ada alasan lagi bagi kita, masyarakat minang untuk menjauhi, meninggalkan atau bahkan membenci kelapa atau santan. Kalau boleh dikatakan, kelapa yang merupakan sumber kehidupan nenek moyang masyarakat minang yang membuat mereka survive sehingga melahirkan kita sebagai generasi penerus, ternyata aman dikonsumsi sebagai sumber lemak tubuh dbanding lemak hewani atau makanan berkolestorel tinggi. Hidup kelapa!!! (KP Nutrisi pada Penyakit Kardiovaskuler , Gizi Klinik)

Puisi : Untukmu Calon Dokter ku

reblogged from ineztiani

Wahai calon dokterku,
Tahukah engkau…?
Menjadi dokter adalah pilihan yang hebat…
Karena ia begitu mulia dan sangat berharga dimataku…
Segala talenta terpatri dalam jiwanya
Mulai dari komunikasinya yang menghangatkan jiwa,
Keahlian seorang detektif dalam diagnosanya,
Jiwa seorang guru yang memberikan pengertian kepada pasiennya,
Kemampuan persuasifnya…
Kesabaran, kegigihan, keuletan, dan tanggung jawab yang diembannya…
Sifat rela berkorbannya, keikhlasannya… dan masih banyak lagi yang tak bisa kusebutkan…
Terimakasih calon dokterku, karena saat ini, engkau belajar, memahami, mencerna, dan mencari segala sesuatu di kedokteran hanya untukku… calon pasienmu
Tenagamu engkau sumbangkan, lelahmu dalam belajar selalu berusaha engkau tekan, kantukmu engkau lawan…
Dan semua engkau lakukan hanya untuk memberikan yang terbaik bagiku… pasienmu kelak…
Sungguh caldokku, aku tidak tahu harus membalas apa… sungguh mulianya dirimu…
Dan ku yakin engkau akan berkata “tidak, tidak usah dibalas, dan saya hanya manusia biasa, hanya Sang Pencipta yang berkuasa”.
Aku disini selalu berharap engkaulah yang dipilih sang pencipta untuk merawatku kelak… layaknya seperti manusia, ketika aku sakit, ketika aku membutuhkan semangat untuk hidup, dan ketika aku butuh akan perhatian…
Maka dari itu, tersenyumlah…  :)
Aku senang melihatmu tersenyum… :)
Karena dengan senyummu saja, sakit yang kurasa terasa sirna…

Calon dokterku,
Sudah banyak dokter yang tidak mengerti tugasnya, melupakan hatinya, dan tidak mengakui bahwa betapa mulianya ia…
Dan karena itulah aku selalu menunggumu karena aku percaya kelak engkau tidak seperti mereka
Dan karena aku percaya engkau adalah seorang dokter yang berbeda…
Seorang dokter yang akan menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati
Seorang dokter yang selalu berusaha sekuat tenaga demi keceriaan pasiennya meski Yang Maha Kuasa menggariskan sesuatu yang bernama takdir padanya.
Aku ingin segera memanggilmu dokter. Dan bukan calon dokter lagi. Bukankah engkau juga ingin segera mendengarnya?
Namun, aku mengerti…. Pelajaran itu tidaklah semudah yang mereka bayangkan…
Maka, berjuanglah caldokku…
Aku, calon pasien pertamamu… akan selalu menantimu…
Aku akan terus memohon kepada Yang Maha Kuasa agar dapat bertemu denganmu dan mewujudkan impianku untuk menyapamu dengan sebutan ‘dokter’ di ruang praktekmu pagi itu…. :)
Tertanda..
Calon Pasien Pertamamu – Ibu yang selalu merindukanmu

Tulisanku : Ketika Sosok Itu Menjadi Sorotan Tajam

oleh : Nurfazlina

Ketika sosok itu menjadi sorotan tajam, apa kabar dengan impian yang kau anggap mulia itu dan akan menjadi jatidirimu kelak? apa kabar dengan persiapanmu menggambarkan sosok itu didalam dirimu?  apakah ia masih terlihat sebagai tantangan?

Sungguh, tulisan ini bukan ingin membela diri atau menyanjung diri dengan profesi yang mungkin akan kugeluti kelak. Sekali lagi bukan. Menurutku, kemuliaan itu bukan dari profesi, bukan dari status, tapi dari bagaimana kamu menjadi profesikan status itu menjadi sosok yang mulia dan “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat[49]:13)

Ketika beberappa mengusut masalah malpraktek, ketidakprofesionalitasan, materialistik, hati nurani, dll, disisi lain, beberapa mempertanyakan bagaimana pengorbanan mereka yang ditempatkan ditempat terpencil. Ya, selalu ada negatif diantara positif dan begitu pula sebalik.

Mulia? Sempurna? apakah didunia ini ada yang bisa dikatakan sempurna dan apakah ada yang tidak pernah berbuat salah.Sosok ini bukanlah kaki tangan Tuhan atau yang sedari dulu dikatakan dewa bagi bangsa sebelum masehi, ia juga hamba-Nya yang berusaha beribadah padaNya, belajar, mengamalkannya, dan senantiasa berharap pertolonganNya.

Aku, kamu, atau kita mungkin akan mempertanyakan lagi tentang apakah atau bagaimana sosok ini. Namun, yang terpenting untukku atau untukmu yang mungkin akan menjadi sosok ini, apakah itu adalah apakah aku pantas menjadi sosok ini dan bagaimana itu adalah bagaimanakah persiapanku yang mungkin kelak akan menjadi sosok ini.

Awalnya, memang senang, atau mungkin ada yang bangga diberi kesempatan untuk berasa dibarisan yang dipersiapkan menjadi sosoknya kelak. Namun, disisi lain, ada yang sedih, menangis, meraung betapa beratnya perjuangan mejadi sosok ini dan betapa kompleksnya tuntutan menjadi sosok ini.

Kemudian, seiring waktu, rasa senang dan bangga itu hilang oleh beban yang dipikulkan dipundak. Namun, rasa sedih dan takut itu hilang oleh kekaguman dan kenikmatan menimba ilmu yang menjadikanku berdecak kagum pada Sang Pencipta. Selalu ada positif diantara negatif dan sebaliknya. Itulah yang membuat aku, kamu, kami, atau kita mencoba untuk bertahan sembari memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik.

Akhirnya, kita tak pernah tau apakah sosok itu akan berhasil digapai atau apakah sosok mungkin yang kau raih kelak adalah sosok yang memang diharapkan. Semua kembali pada niat yang tulus dan suci, dibarengi usaha yang lurus dan serius,dan tujuan yang baik.

Cayoo, Hamasah, introspeksi diri dan memperbaiki diri.

Ceritaku : Barusan...

oleh : Nurfazlina

Barusan ketika membesuk kakek di RS, sepertinya tak ada aksi mogok. Ketika melewati setiap gang RS pun semua sepertinya sama seperti kemaren dan kemarennya lagi. Aku pun berfikir di perjalanan pulang. Mencoba mengingat kembali cerita dengan tante barusan. Bagaimana aksi mogok yang sedang tayang di TV, bagaimana kehidupan Coass yang dia lihat saat menemani kakek dioperasi, dan masih banyak lagi bagaimananya. Aku hanya tersenyum simpul. Aku terkadang kasihan dan sedih pada masalah yang miris saat ini. Aku terkadang kagum pada sosok disana, namun terkadang juga bertanya, masihkah pantas dikagumi. Aku terkadang bingung apa yang sebenarnya terjadi. Aku pun beralih pada tumpukan buku yang harus dibaca dan skripsi yang sedari tadi menunggu. Setidaknya ini sedikit menjawab keraguanku. Bahwa berusahalah untuk fokus pada impianmu. Kelak, mari kita lihat apa yang akan terjadi pada sosok ini dan bangsa ini.

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak