Rabu, 22 Agustus 2012

Surat Cinta Untuk Ramadhanku

oleh : Nurfazlina

Kekasihku…
Sungguh aku rindu karena sudah setahun kita tak bertemu,
Sungguh aku masih ingat masa-masa satu tahun lalu,
Sungguh aku akan bersyukur jika aku masih bisa bertemu denganmu,
Sungguh aku akan bahagia jika masih bisa bersamamu ,
Sungguh aku tak ingin menyia-nyiakanmu
Sungguh aku akan menyambutmu, menemanimu, mengisi hari-hari bersamamu.

Kekasihku…
Alhamdulillaah,
Allah mengijinkanku untuk bertemu denganmu lagi tahun ini,
Allah memberiku kesehatan untuk menyambutmu,
Allah memberiku ni’mat untuk menemanimu, mentraktirmu sahur dan berbuka, mengulang bahkan berusaha lebih beribadah bersamamu.

Kekasihku…
Aku masih ingat satu tahun lalu bersamu,
Dipagi buta, ku bangun bersama keluarga atau terkadang sendiri untuk sahur,
Ku melahap rezeki dariNya walau terkadang nafsu makanku mulai hilang, mungkin karena kantuk,
Mata ini berusaha untuk terbuka dengan terkadang hati ini kesal karena ingin tidur,
Atau aku tertidur tak bisa sahur atau memilih tak bangun karena enaknya tidur,
Tak beberapa menit kemudian, imsakpun mulai menyapa,
Ku teguk air agar tak haus disiang hari dan agar pencernaan itu lancar,
Sebenarnya aku ingin mengaji seperti muslimah lain untuk menunggu azan atau bersegera wudhu’ untuk ke mesjid, namun terkadang mata memilih untuk menutup dan betapa enaknya tubuh ini ditutupi selimut.
Tapi aku bersyukur, kali ini tubuh bisa menghirup udara subuh yang bersih dengan bergegas menuju mesjid
Kemudian usai subuh bersiap kembali kerumah untuk tidur lagi atau untuk bersiap ke sekolah, kampus, atau kerja.
Dari terbit fajar hingga terbenam matahari, qiyam itu ku jalani,
Terkadang lapar, haus, emosi, nafsu, dan lelah mengganggu,
Namun, ibadah harus tetap ku jalani untuk membahagiakanmu,
Dalam Dhuhaku, Tadarusku, Zhuhurku, Zikirku, Asharku, Kerjaku, Sekolahku, Kuliahku ku abdikan hanya karena aku bahagia menyambutmu, bahagia atau berkah yang kali ini kau beri untukku, karena kau menjanjikan hadiah yang indah, cantik, dan berlipat yaitu pahala, syurga, dan ampunan dosa.
Tak Terasa, Sirine atau bedukpun berbunyi, aku bersyukur masih bisa melahap rezeki dari Allah dengan secukupnya tak lebih jadi nafsu karena maghrib telah menantiku,
Terkadang makan dulu atau menunda untuk makan karena ingin secepatnya ke mesjid, isya, taraweh, witir, mendengar ceramah, mengunjungi rumah Allah,
Pulang malam memang melelahkan dengan mata mulai mengantuk tapi bintang di langit sungguh memelekkan mata,
Sampai rumah, Tubuh lansung menuju kasur atau memilih membaca Al-qur’an atau memilih makan.
Aku selalu berdo’a agar terbangun di tengah malam untuk tahajud, bermunajat padaNya,
Aku ingin mencari lailatulqadarNya,
Hingga sahurpun lagi-lagi datang.
30 haripun berlalu,
Sungguh aku bahagia karena idul fitri akan datang
Tetapi aku sedih karena dirimu akan pergi dari hatiku, dari hariku, kerena mungkin saja tahun depan kita tak lagi bertemu.
Aku menyesal karena terkadang aku mengecawakanmu 30 hari lalu, tidak benar-benar memanfaatkan waktu bersamamu,
Aku selalu berusaha agar kepergianmu mengajarkanku untuk menunggumu dengan istiqamah beribadah, mempercantik iman ini,
Aku selalu berdo’a agar masih bisa bertemu denganmu lagi dan tak menyia-nyiakanmu lagi karena mungkin saja mati lebih dahulu menjemputku sebelum kamu datang lagi dan kita bersama lagi.

Kekasihku…
Allah mendengar do’aku,
Aku bisa bertemu denganmu lagi, memulai kebersamaan kita lagi 30 hari kedepan,
Aku berikhtiar agar kita bisa bersama dalam ibadah pada Allah, dalam haru karena pahala, ampunan dosa dan syurga telah menunggu, dalam indahnya ukhuwah dan cinta Allah,
Aku berikhtiar agar sahur dengan syukur dan lahap bersamamu Ramadhan,
Agar shalat wajib, shalat sunnah, dan shalat malam itu tak bolong lagi seperti donat,
Agar tadarus dan Al-qur’an itu menemaniku,
Agar zikir senantiasa menemani dalam bekerja, kesawah, ke pasar, ke kampus, ke sekolah,
Agar berbuka dengan sederhana dan dalam syukur,
Agar ceramah ustad di mesjid, ceramah ustad maulana, ceramah mamah dedeh, yusuf mansur, dll bisa ku dengar dan memperbaiki ibadahku,
Agar zakat, infak, dan sedekah bisa ku tunaikan karena harta ini milik Allah, karena saudaraku yang tak beribu, berayah, yang cacat, yang tak punya rumah, yang hari ini tak bisa makan, yang hari ini tak punya baju, yang hari ini ditimpa bencana dan musibah bisa tersenyum dan juga beribadah pada Allah
Agar lailatulqadar menjadi hadiah bertemu dengamu, Ramadhanku.

Kekasihku…
Ramadhanku…
Bersamamu aku beribadah padaNya, bermohon syurgaNya, takut nerakaNya.
Kekasihku…
Ramadhanku…
Ternyata, tak terasa 30 hari pun berlalu,
Dalam takbir berkumandang, kau beranjak meninggalkanku lagi dan lagi,
Ku hanya mencatat dan menyimpan kenangan bersamamu satu bulan lalu, Ramdhan 1433 H
Beberapa ikhtiar diatas mungkin telah terpenuhi,
Tapi, bersamamu tak kan terganti bahkan aku merasa merugi,
Aku masih ingat hari jum’at atau sabtu, ku memulai berpuasa,
Alhamdulillaah bisa sahur dan berbuka bersama keluarga untuk setengah ramadhan awal,
Menjahit, memasak, menjalani aktivitas bersama mama
Malamnya, pergi taraweh juga bersama mama,
6 Agustus 2012, ku memulai sahur sendiri di kamar kos. Tak ada lagi canda tawa mama, papa, zikri, dan abang,
Paginya, memulai aktivitas kuliah yang tetap saja padat walau sedang berpuasa,
Tapi, Ramdhan tahun ini sungguh berbeda, tak hanya menjadi Pencari Ta’jil Gratis dengan ikut ngabubutir bareng Al-Qur’an di mesjid kampus, namun juga menjadi Penyedia Ta’jil Gratis bersama kakak-kakak dan teman-teman akhwat lainnya, sungguh menyenangkan,
Malam minggu pun menjadi tak terlupakan, i’tikaf pertama  dan satu-satunya yang bisa ku jalani di mesjid Semen Padang karena begitu padatnya agenda. Subhanallaah, tangisan pecah saat tahajud bersama,
Minggu malam menyusul dengan cerita bersama saudara-saudari yang sudah tak berayah dan beribu. Hatiku pilu ketika mimpi-mimpi mereka diucap dengan yakin, hatiku pilu ketika tubuh-tubuh kecil itu patuh pada pembinanya, apakah mereka mengerti dan sadar bahwa mereka hanya sebatang kara? Namun, senyum mereka masih ada dan optimis, Semoga banyak donatur yang sadar bahwa mereka ada.
Hari-hari mendekati kepergian Ramadhan menjadi biasa-biasa saja, dengan rutinitas ibadah yang diusahakan tak bolong,
Aku ingin i’tikaf lagi, tapi tugas kuliah menggunung mendekati liburan, agenda if’thor jama’i pun ada setiap hari, bahkan nenekpun mengundang untuk bersilaturrahmi, semoga ramdhan depan bisa i’tikaf lagi. Amiin Ya Rabb.
Kini, ramadhan telah benar-benar pergi, ku berharap semoga amal ibadahku di ramadhan tahun ini diterima disisiNya walau tak sempurna dan tak luarbiasa, ku berharap bisa istiqamah beribadah padaNya dalam penantian menunggu Ramadhan depan, Kekasih yang begitu didamba.

Minggu, 19 Agustus 2012

Tuhan, Ku Mohon...


Tuhan, ku mohon bisa membuang rasa ini karena ku hanya ingin menjadi muslimah karenaMu, hanya ingin menjadi istri shalehah karenaMu, hanya ingin menjadi ibu yang baik karenaMu
Tuhan, ku mohon hilangkan rasa ini dari hatiku karena ku ingin ikhlas menerima jodoh dari lauhul mahfizhMu kelak, ku tak ingin ia cemburu, ku ingin rasa ini hanya untuknya kelak
Tuhan, ku mohon bisa menjaga hatiku, menjaga pandanganku, menjaga kehormatanku agar ku bisa mencintai dan dicintai dengan ikhlas oleh jodoh dari Lauhul MahfuzhMu kelak
Tuhan, ku mohon jangan ada suka dan cinta dihati ini pada ikhwan manapun agar ku bisa menerima dan mencintai jodoh dari Lauhul MahfuzhMu kelak dengan sepenuh hati, siapapun itu.
Tuhan, ku mohon beri kemudahan agar bisa istiqamah berikhtiar menjadi terbaik dimataMu, menjadi muslimah terbaik dimataMu, menjadi istri yang terbaik dimataMu dan menjadi ibu yang baik dimataMu agar jodohku dari Lauhul MahfuzhMu adalah sosok yang senantiasa menjadi terbaik dimataMu, sosok muslim terbaik dimataMu, sosok suami terbaik dimataMu dan sosok ayah terbaik dimataMu sehingga keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah itu menjadi dambaan.

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak