Rabu, 19 September 2012

Adab Makan Ala Nabi ditinjau dari Prespektif Kedokteran Islam


oleh : Nurfazlina, tugas plakat ilmiah IMC FSKI BEM KM FK Unand
(Bismillaah, semua dimuat walau deadliner's)


Adab makan memang sudah menjadi hal pokok yang diajarkan kepada kita semenjak memasuki sekolah taman kanak-kanak. Masih ingatkah kita ketika TK dulu sang guru mengeja dan membacakan sembari menyuruh untuk mempraktekkan adab makan, seperti mencuci tangan, membaca do’a sebelum dan sesudah makan. Bahkan ketika beranjak dewasa, guru mengaji atau MDA pun sering mengingatkan bahwa Rasulullah mengajarkan kita untuk memakan makanan dan minuman yang halal, makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang serta makan dalam keadaan duduk. Semua hal diatas memang terlihat seperti kewajiban dan aturan yang harus diikuti. Namun, Tahukah kita dibalik semua aturan tersebut, tersimpan manfaat yang luar biasa yang dapat kita peroleh terutama jika dilihat dari segi kedokteran.

Pertama, Rasulullaah mengajarkan untuk memakan makanan dan minuman yang halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram.

وَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ حَلاَلاً طَيِّباً وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِيَ أَنتُم بِهِ مُؤْمِنُونَ
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS: Al Maidah: 88).

Berbicara tentang makanan haram, sebagai contoh khamar atau biasa dikenal dengan alkohol ternyata memang menimbulkan dampak buruk terhadap tubuh. Pengaruh alkohol pada hati dapat menimbulkan perlemakan parenkim hati (fatty liver) yang dapat berkembang menjadi sirosis hati. Kerusakan pankreas dapat menjadi pankreatitis dan gangguan metabolism gula sehingga dapat menimbulkan penyakit kencing manis. Alkohol juga dapat merusak jantung sehingga terjadi infark jantung dan thrombosis, mengganggu pembentukan sel darah putih sehingga seseorang mudah terkena infeksi, dan lain-lain.


Kedua, Rasulullaah hanya makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang yang secara eksplisit berarti tidak makan secara berlebihan. Rasulullah SAW bersabda: "Jauhilah kamu makan dan minum yang berlebih-lebihan, karena yang demikian dapat merusak kesehatan tubuh, menimbulkan penyakit dan memberi kemalasan (kesulitan) ketika akan bershalat. Dan hendaklah bagimu bersikap sedang (cukupan) karena yang demikian akan membawa kebaikan pada tubuh, dan menjauhkan diri dari sikap berlebih-lebihan." (HR. Bukhari).

Di dalam ilmu medis pun dianjurkan untuk tidak makan dan minum secara berlebihan karena riset membuktikan bahwa makan dan minum berlebihan dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit. Salah satu penyakit akibat gaya hidup berlebihan yang paling sering terjangkit pada manusia adalah obesitas. Obesitas atau orang awam menyebutnya kegemukan, didefinisikan oleh WHO sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan ke individu. Untuk mengukur apakah kita termasuk obesitas atau tidak, kita dapat mengukurnya secara sederhana menggunakan cara BMI (Body Mass Index) yaitu berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter yang di kuadratkan. Menurut WHO, berat badan yang sehat adalah yang hasil nilai BMI-nya adalah 18,5 sampai 24,9. Jika lebih dari itu maka kita termasuk kelebihan berat badan dan sebaiknya kita segera mengatur ulang pola makan kita sehingga kita dapat mencapai berat badan yang sehat. Obesitas yang berkepanjangan dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes tipe dua, kanker, hipertensi, dislipidemia, steoarthritis, dan lain-lainnya.


Ketiga, mencuci kedua tangan sebelum makan.
 Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi Wassalam hendak tidur sedangkan Beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu terlebih dahulu dan apabila hendak makan, beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.” (HR. Ahmad)

Pada saat kita beraktivitas, tak jarang kita memegang benda-benda yang kita tak tahu pasti kebersihannya, bisa jadi benda yang kita pegang itu mengandung kuman-kuman penyakit. Tapi kalau kita sudah terbiasa dengan mencuci tangan maka insyaAllah kita lebih terlindungi karena sebelum kuman-kuman penyakit masuk ke tubuh kita lewat tangan kita, kita sudah mengusirnya dengan air bersih dan sabun. Karena itu, mencuci tangan merupakan salah satu tindakan preventif kita terhadap penyakit.


Keempat, Rasulullah selalu menyarankan untuk makan dan minum dalam keadaan duduk. Dari riwayat Anas dan Qotadah, Rasulullah bersabda : Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah berkata : “Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab : “Itu lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi).

Dari segi medis, Seseorang yang dalam posisi berdiri, berjalan, atau berlari, muskulus-muskulus dan neuron-neuronnya akan menegang dikarenakan tubuh berusaha untuk menjaga keseimbangan tubuh sehingga kita dapat berdiri, berjalan ataupun berlari dengan sempurna. Sedangkan ketika kita duduk, tubuh kita secara otomatis akan menjadi lebih rileks dan organ-organ pencernaan tubuh kita dapat menerima bolus-bolus makanan dan tetesan minuman dengan baik dan benar. Selain itu, ketika kita makan dan minum dalam kondisi duduk, makanan dan minuman akan dapat masuk ke saluran pencernaan kita dengan perlahan dan lembut. Berbeda ketika kita makan dan minum dalam kondisi berdiri, berjalan atau berlari, makanan dan minuman akan masuk ke dalam saluran pencernaan dengan keras. Tentunya kita ingat dengan permainan kecil kita dahulu, yaitu peluncur. Ketika kita meluncur dari atas hingga akhirnya kita turun dan sampai di bawah, kita akan merasa nikmat sekali tapi lain hal ketika kita turun hingga jatuh ke tanah, rasanya pasti sakit sekali. Fenomena meluncur itu tak jauh berbeda ketika kita memasukkan makanan ke dalam saluran pencernaan kita dalam keadaan berdiri, berjalan atau berlari. Makanan akan meluncur melewati mulut, kerongkongan, dan esofagus secara cepat dan akhirnya akan jatuh dengan keras di lambung. Jika hal itu terjadi berulang kali maka tak dapat disalahkan kalau asam lambung akan marah ketika makanan mengetuk dengan keras pintu rumah si pemilik lambung. Asam lambung bisa menuntut ke saluran pencernaan bagian atas dengan mengadakan demo yang dalam medis diistilahkan GERD (Gastro Esophageal Refluks Disease). Ternyata GERD tak hanya disebabkan oleh makanan yang jatuh dengan keras ke lambung sehingga menyebabkan asam lambung murka, namun makanan yang dimakan dalam posisi tidur pun bisa menyebabkan GERD. Subhanallah. Allah paling paham apa yang terbaik buat kita, Allah sayang kepada kita. Supaya kita tak terserang GERD dan penyakit lainnya maka Allah melarang kita untuk makan dan minum dengan berdiri, berjalan, berlari ataupun tidur tetapi Allah menganjurkan kepada kita untuk makan dan minum dengan duduk supaya muskulus dan neuron kita lebih rileks dan saluran pencernaan dapat menerima makanan dan minuman dengan baik dan benar.

            Berdasarkan tinjauan Al-Qur’an, Sunnah Rasul, dan diperkuat dengan tinjauan medis diatas, akankah kita masih menganggap itu semua hanya tuntunan belaka tanpa ada manfaatnya atau malah menjadi bersemangat mengerjakan sesuai tuntunanNya dan rasulNya karena juga melihat dari segi manfaat bagi kesehatan. Semua kembali pada diri masing-masing. “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Sumber :
…………………………………………………………………………………………………..
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya Cetakan I. Jakarta : Sagung Seto.
Eni . 2011. “Kenapa Makan Dan Minum Sambil Duduk”. http://eniharyanti.com/rahasia-kesehatan-dalam-islamn/kenapa-makan-dan-minum-sambil-duduk/” (diakses tanggal 16 September 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Terbaru

Tokoh Indonesia dan Nilai Berakhlak