Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan
Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna di telan
masa
Segores luka dijalan
Allah
Kan menjadi saksi
pengorban
...........................................
Tiba-tiba,
kami peserta Medika 1 diminta untuk berdiri, melafalkan dan memaknai setiap
untaian kata yang terucap dan tertulis di layar infocus. Dalam setiap lafal
yang terucap, bulu kudukku pun berdiri, darah ditubuh ini seakan-akan mengalir
deras menuju jantung untuk dipompa, air mata mendesak keluar dari kelenjar lacrima, dan saraf-saraf otak mencoba
berkoneksi untuk merangkai memory
beberapa tahun silam. Sungguh, lagu ini mengingatkanku, membuncahkan
perasaanku, dan membangkitkan kembali semangatku.
Masa SMA
Semua
berawal disini. Semua berawal dari sebuah perkumpulan yang ku kenal dengan nama
Forum Study Islam. Awalnya, Aku mengikuti
kegiatan keputrian yang diadakan FSI setiap jum’at hanya untuk mengisi
waktu luang disela-sela menunggu waktu belajar sore. Dengan sedikit iseng, ku
pun masuk dalam lingkaran dakwah SMA ini. Namun, entah mengapa pada
minggu-minggu berikutnya, aku jadi ketagihan ikut forum. Yang ku ingat,
bahasannya tentang islam, muslimah, Rasulullaah, ibadah, dll. Bahkan, yang
paling ku ingat sampai sekarang adalah sosok akhwat anggun yang senantiasa
ikhlas berbagi ilmu dan entah mengapa mata dan hatiku sejuk ketika bertemu
dengannya. Awalnya memang masih sangat dangkal, seperti sebuah sentuhan kecil
kepermukaan hatiku. Namun, dibalik semua itu, kakak-kakak akhwat ini sepertinya
juga menyusupkan ke lubuk hatiku bahwa berusaha menjadi shalehah adalah salah
satu contoh dakwah. Akupun bertanya-tanya tentang apa itu “dakwah”
Seiring
berjalannya waktu, Aku pun memutuskan menjadi pengurus lingkaran dakwah SMA ini
dengan alasan simple yaitu mencari
tau apa itu “dakwah”. Diawali dengan mengikuti beberapa pelatihan kepemimpinan islam
yang diadakan FSI sekaligus menjadi panitia dalam beberapa pelatihan
kepemimpinan tersebut, ku mulai melihat sisi lain dari dakwah, sisi yang lebih
luas yang sebelumnya belum ku sentuh yaitu dakwah tidak hanya melalui usaha
menjadi sosok shalehah yang bermanfaat dan contoh bagi lingkungan sekitar,
namun juga melalui usaha, program, waktu, harta benda, jiwa raga, dan
sebagainya untuk menyiarkan dan menegakkan nilai-nilai islam. Dakwah bisa
dilakukan secara perorangan seperti menjadi penceramah, dll atau secara
berkelompok (jama’i) yang salah satunya melalui FSI ini. Hal inilah yang
menguatkanku untuk bertahan membagi waktu antara sekolah dan FSI. Ternyata,
dibalik lelah yang menguasai saat ikut rapat forum dan saat menjadi panitia
pelatihan dan kegiatan forum, ada rasa semangat yang kemudian melunturkan rasa
lelah. Dibalik kesibukan yang mengorbankan sedikit waktu belajar untuk ikut
rapat forum dan untuk menjadi panitia kegiatan forum, ada rasa lapang yang
menjadikan waktu yang kosong tidak terbuang sia-sia dan waktu belajar yang
tersisa mnjadi optimal digunakan. Terakhir, dibalik semua lelah, pengorbanan
waktu, pengorbanan jiwa dan raga, dan pengorbanan materi, ada keindahan yang
tak terlukiskan dalam nuansa lingkaran dakwah SMA ini.
Dakwah
jama’i di FSI memang indah, tetapi dakwah secara perorangan melalui ceramah
saat bulan Ramadhan di mesjid dekat rumah pun tak kalah memberi feel yang luar biasa pada diriku.
Awalnya, memang malu-malu, takut, dan ada perasaam terpaksa karena diminta
pihak pengurus mesjid untuk mengisi ceramah yang kosong karena pencermah tidak
ada, tetapi ketika duduk didepan jama’ah mesjid, semua berubah, seperti ada
perasaan supranatural yang memberanikan diri menyampaikan materi. Dalam hati,
akupun bertanya-tanya inikah yang biasa disebut dengan pertolongan Allah dalam
jalan dakwah.
Namun,
dibalik semua keindahan yang terlukis ketika berusaha berubah dan merangkai
kata dakwah dalam diri, tentu ada rintangan dan ujian yang senantiasa menyapa.
Mulai dari orang tua yang heran dan mempertanyakan perubahan yang terjadi pada
diriku dan kesibukanku, orang tua yang melarang untuk menginap saat kepanitian
pelatihan akhir pekan, orang tua yang mempertanyakan apakah aku ikut aliran
sesat, dsb. Sungguh, awalnya memang menguras tenaga untuk menjelaskan pada
orang tua tentang kesibukanku dan perubahan pada diriku. Namun, dibalik semua
itu, lagi-lagi pertolongan Allah yang menjadikan semua terasa mudah dan
melunakkan hati orang tua untuk paham dan menerima. Bahkan orang tua pun
akhirnya bisa tersenyum simpul saat melihatku berdiri di mimbar mesjid untuk
memberi ceramah ramadhan. Tidak hanya itu, ibu yang awalnya curigaan, kemudian
bangga melihatku berdiri menerima piala juara 1 lomba pidato Ramadhan di depan
aula sekolah saat pertemuan wali murid penerima zakat Majlis Guru dan bangga melihatku
berdiri ditengah lapangan sekolah untuk menerima hadiah karena setiap
penerimaan rapor aku selalu masuk ranking 3 besar. Alhamdulillaah dan
Subhanallaah, Pertolongan Allah memang luar biasa untuk yang senantiasa berubah
dan istiqamah memperjuangkan agamaNya.
Masa Kuliah
Waktupun
berjalan. Aku pun memasuki tempat penentuan masa depan dan disinilah ku mulai
mengenal kata aktivis dan dakwah kampus. Kampus kedokteran yang terkenal dengan
peraturan mahasiswinya wajib memakai rok ini senantiasa mewarnai pengalaman dan
perjalananku dalam dunia dakwah kampus. Namun, Disini tak ada lagi FSI. Hanya
dengan menambah satu huruf ‘K’ diantara huruf “S” dan “I”, FSI (Forum Study
Islam) berubah menjadi FSKI (Forum Study Kedokteran Islam), suatu Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang bertujuan untuk menegakkan nilai-nilai islam dikampus FK,
baik syiar islam, kajian kedokteran islam, kemakmuran mesjid, kajian
kemuslimahan, maupun kepeduliaan pada umat atau masyarakat umum melalui aspek
pengabdian dibidang kesehatan, sosial, dan ekonomi . Melalui FSKI, Aku pun
mengenal dakwah jama’i yang sesungguhnya dengan strategi dakwah yang teratur
dan terorganisir. Hal ini didasari pada sebuah ayat : “Sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh” (Qs Ash-Shaff : 4).
Melalui FSKI, aku pun sadar bahwa menjadi seorang dokter adalah profesi
yang mulia. Namun, alangkah lebih mulianya jika menjadi seorang dokter dan da’i
atau dokter muslim/muslimah karena setiap detik dari waktu seorang dokter
adalah nyawa dan setiap detik dari waktu seorang da’i adalah dakwah.
Departemen
Syiar Islam (DSI) FSKI adalah departemen yang memperkenalkanku pada kata
“syiar”. Dengan kata-kata “Para Penyiar”, kami para anggota
DSI biasa dipanggil. Sebuah ayat senantiasa teringat dibenakku saat malas untuk
ikut rapat dan ego menguasai untuk tidak ikut rapat karena alasan tugas kuliah
: “Dan hendaklah di antara kau ada
segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf,
dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Qs
Ali Imran : 104). Menurutku, DSI adalah aktualisasi dakwah terhadap diri
sendiri dan aktualisasi dakwah kampus karena DSI mengajari untuk menyiarkan
islam dihatiku dan menyiarkan islam di kampus FK melalui proker menariknya
seperti ceria warna warni islam (Ceriwis), Lembaran Hikmah (Lebah), Jomblo
Club, Ramadhan di Kampus (Radius), Islamic 21, dll.
Menulis
adalah dakwah. Menjadi pengurus BO Dawa’ FSKI pun turut mengajariku berdakwah
melalui tulisan. Sebuah puisi dengan judul “Cinta Allah : La Tahzan” di Buletin
Edisi Spesial BO Dawa’ FSKI mewakili suara hatiku untuk berdakwah. Tidak cukup
melalui BO Dawa’ FSKI, Aku pun hobi blogging atau menulis di blog mengenai
kedokteran islam dan nilai-nilai islam. Check it my blog in www.nurfazlina-alin.blogspot.com
dan www.muslimah-doctor.trumblr.com.
Setelah
masa jabatan di DSI FSKI dan BO Dawa’ FSKI usai, Aku pun memutuskan untuk
berdakwah melalui Departemen Peduli Umat (DPU) FSKI karena kepedulian adalah
salah satu bentuk dakwah dan senantiasa berdo’a padaNya agar istiqamah itu
tetap ada untuk menjalani dakwah melalui DPU untuk lebih kurang 6 bulan
kedepan. Bismillaah dan InsyaAllah, Hamasah Dan Allaahu Akbar !
------
| | |-----
Tiba-tiba,
aku pun tersentak dalam lamunan panjang. Lamunan ini ternyata telah menjadi
rangkaian kata dan kumpulan frasa yang indah untuk ku baca. Ku pun mulai
memutar lagu lain yang sedari tadi ingin untuk didengarkan.
Halo kawan, sahabat muslim tercinta
Kita sambut kemenangan bahagia
Mari kawan, ikutlah bersama kami
Membela risalah Islam didunia
Remaja peduli pintar dan mandiri
Giat berprestasi kupersembahkan untuk Illahi
Bersatu berjihad dalam dakwah Islam
Diatas panji Al Qur?an dan as Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar