oleh Nurfazlina, pendidikan dokter 2011
Ya
Rasulullaah,
Awalnya diri ini mengenal namamu, sosokmu,
perjuanganmu, tauladanmu ketika diri ini mulai mengenal islam. Namamu selalu
disebut muslim diseluruh negri. Engkaulah kekasih Ilahi, kekasih hati imani. Bahkan,
sesekali air mataku jatuh ketika mendengar cerita guru Madrasah tentang
kebaikan hatimu, perjuanganmu demi islam dan demi kami, ummatmu. Ku masih ingat
cerita tetang kebaikanmu menyuapi lelaki tua yang selalu mencacimu, menjenguk
orang yang telah melemparimu kotoran ketika ia sakit, atau bahkan menangis
setiap malam karena memikirkan nasib kami, ummatmu.
Ya Rasulullaah,
Aku tak tau apakah cinta ini sudah besar untukmu.
Apakah dirimu telah ku cintai layaknya dirimu mencintai kami, ummatmu. Yang ku
tau betapa bahagianya diri ini bisa bertemu dirimu, hidup dizaman perjuanganmu,
senantiasa mendengar nasehatmu seperti sahabat-sahabatmu dan ummat yang hidup
ketika kepemimpinanmu. Ku berharap dirimu hadir disini, walau sekedar dalam
mimpi.
Duhai kekasih Ilahi, kekasih hati imani
Gerak cinta ini tumbuh bersama usahaku mengenalmu,
mengamalkan sunnahmu, dan menjadikan dirimu suri tauladan. Gerak ini mungkin
bermula dari niatan suci menjejaki langkah-langkahmu.
Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin ‘abdika wa
nabiyyika wa rauulikannabiyyil ummiyyi
Ya Allah berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad,
hamba-Mu, Nabi-mu dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar