ARTIKEL ILMIAH
“ Daun Sirih bagi Penderita Epistaksis (Mimisan) ”
Oleh : Nurfazlina
(Peserta BBMK dan OR MRC 2011-2012)
1.
Pendahuluan
Secara tradisional, Orang
Indonesia sudah tidak asing lagi dengan daun sirih. Daun sirih memiliki banyak
manfaat, diantaranya bisa digunakan untuk berkumur jika mulut sedang bengkak,
menghilangkan bau mulut, serta menghentikan darah ketika gigi dicabut, rasa
gatal dan bisul kecil dapat disembuhkan dengan mencuci bagian tersebut dengan
ekstrak daun sirih, mengandung eugenol yang bisa mencegah ejakulasi dini,
membasmi jamur candida albicans yang antara lain menyebabkan keputihan pada
kaum wanita, dan bisa meredakan rasa nyeri mengandung tanin yang bisa
mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah
diare, dll.
Mimisan. Kata yang cukup
akrab di telinga banyak orang ini biasa digambarkan sebagai mengalirnya darah
dari hidung. Orang Yunani kemudian menyebutnya epistaxis atau perdarahan
hidung. Umumnya, epistaxis atau mimisan memang tidak berbahaya, meski dalam
beberapa kasus mimisan mengindikasikan penyakit yang berbahaya.
Secara umum, ada sebuah
fenomena yang banyak kita temukan yang berkaitan dengan mimisan ini yaitu orang
Indonesia yang masih tradisional spontan akan menggulung selembar daun sirih
(piper betle lynn) dan memasukkannya ke hidung bocah untuk menyumbat darah yang
keluar akibat mimisan. Dalam sekejap, aliran darah dari hidung itu pun
berhenti. Namun, hingga saat ini, belum banyak kajian ilmiah tentang
kaitan mimisan dengan daun sirih tersebut. Namun, dalam buku Tumbuhan Berguna
Indonesia (1987) disebutkan, jika diisap, cairan daun sirih mampu menghentikan
perdarahan pada hidung.
Terkait dengan fenomena
diatas, maka masalah yang akan dibahas adalah bagaimana daun sirih dapat
mengobati pendarahan pada saat Epistaksis? Tujuan peneliti adalah untuk
mengetahui bagaimana daun sirih dapat mengobati pendarahan pada saat
Epistaksis?
Penelitian ini bertujuan
untuk mengungkap fenomena di masyarakat tradisional mengenai manfaat daun sirih
bagi penderita Epistaksis secara ilmiah sehingga di kemudian hari terdapat
kejelasan yang meyakinkan masyarakat tentang manfaat daun sirih. Penelitian ini
difokuskan pada penelahaan kandungan daun sirih dan manfaatnya pada proses
pembekuan darah.
2.
Pembahasan
2.1 Epistaksis
Epistaksis atau mimisan adalah gangguan klinis berupa
pecahnya pecahnya pembuluh darah pleksus Kieselbach dan pleksus Woodruff di
septum nasi sehingga menimbulkan pendarahan. Menurut Porter, misteri di balik
mimisan pertama kali diungkap oleh Carl Michel (1871), James Little (1879), dan
Wilhem Kiesselbach. Mereka adalah orang pertama yang berhasil
mengidentifikasikan bahwa mimisan merupakan perdarahan hidung akibat
terganggunya sekat rongga hidung bagian depan atau anterior.
Gangguan
klinis pada Epistaksis bisa diakibatkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
lokal dan sistemik. Faktor lokal yang menyebabkan mimisan termasuk anomali
vaskular, infeksi atau radang ringan, trauma, luka iatrogenik, neoplasma, serta
munculnya unsur desikasi di dalam tubuh. Sedangkan faktor sistemik mencakup
hipertensi, atheroklerosis, infeksi atau radang karena suatu penyakit, hingga
ginjal dan liver. Karena itu, mimisan bisa menjadi gejala biasa, tetapi bisa
pula menjadi gejala berbahaya.
Ada dua
area yang paling terkena imbas mimisan, yang disebut plexus Kiesselbach dan
plexus Woodruff. Plexus Kiesselbach merupakan perdarahan dari wilayah sekat
rongga hidung bagian depan (anterior), sedang plexus Woodruff adalah posterior.
Perdarahan anterior biasanya terjadi pada anak-anak berumur dua tahun hingga 10
tahun dan remaja. Adapun perdarahan posterior umumnya terjadi pada orang
dewasa, tepatnya di atas umur 40 tahun. Yang paling umum, mimisan pada orang
dewasa akibat tekanan darah tinggi karena pengapuran pembuluh darah.
Mimisan
bisa terjadi akibat tindakan sangat sepele, misalnya mengorek hidung terlalu
kuat, hingga penyakit serius. Umumnya ini gejala seperti sering terjadi pada
anak-anak. Selain itu, mimisan bisa pula karena pilek, polip, pengeringan
hidung akibat pergantian cuaca, hingga penyakit TBC. Jika TBC menyerang hidung,
bisa dipastikan akan terjadi mimisan. Juga, trombositopenia, hemofilia,
leukimia, hipertensi akibat pengapuran pembuluh darah, kekurangan vitamin D
serta K, gangguan keseimbangan hormon, dan keracunan obat. Khusus pada
anak-anak, mimisan bisa terjadi karena hidung kemasukan benda keras atau
biji-bijian yang mengakibatkan infeksi dan perdarahan. Biasanya, gejala seperti
ini ditandai dengan bau busuk dari lubang hidung. Namun, mimisan yang harus
diwaspadai adalah dalam kasus posterior. Umumnya, mimisan pada kasus ini lebih
sering terjadi dan mengeluarkan darah lebih banyak. Karena itu, mimisan pada
kasus ini hanya bisa ditangani para ahli. Perdarahan hidung posterior karena
infeksi antara lain akibat sinus paranasal seperti rinitis atau sinusitis.
Namun, yang lebih parah adalah mimisan akibat lupus, sifilis, atau lepra.
2.2 Kandungan daun Sirih untuk mengobati Epistaksis
Sirih
merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pohon di sekelilingnya dengan daunnya yang
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh bersilang-seling, bertangkai,
teksturnya agak kasar dan mengeluarkan bau jika diremas. Batangnya berwarna cokelat kehijauan,
berbentuk bulat dan berkerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di daerah tropis
dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik
dan air.Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai
tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas.
Daun sirih
mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri atas fenol dan
senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvacol, eugenol, dan
allilpyrocatechol.Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten,
tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati dan asam amino.Kandungan
eugenol dalam daun sirih mempunyai sifat antifungal.
Daun sirih di yakini bisa meredakan kucuran darah dari hidung atau mimisan,
khasiat daun sirih membantu menutupnya pembuluh darah yang pecah di hidung
.Daun sirih lebih efektif karena memiliki dua fungsi.Fungsi pertama adalah
mekanis dan kedua berfungsi kimiawi. Fungsi mekanis
daun sirih adalah menekan pembuluh darah didalam hidung, saat gulungan daun
dimasukkan ke dalam lubang hidung yang mimisan. Dengan begitu, otomatis
penutupan pembuluh darah yang pecah bertambah cepat. Sedangkan fungsi kimiawi
daun sirih disebabkan adanya kandungan zat kimia bernama tanin di dalamnya zat
ini bisa membantu menutup pembuluh darah yang pecah di hidung. Sumber lain
menyebutkan bahwa minyak atsiri dari daun sirih mengandung betalephenol dan
chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi, dan anti jamur.
Itulah sebabnya, daun sirih bersifat menahan pebuluh darah, menyembuhkan luka
pada kulit, dan menghentikan pendarahan.Fungsi daun sirih sebagai desinfektan
atau pembunuh kuman, membuat tanaman obat tradisional ini dapat membunuh
bakteri atau kuman yang terdapat dalam hidung. Selain menghentikan pendarahan, akan mengurangi luka dihidung akibat infeksi.
Penelitian yang dilakukan Dr.drg Hari Sumitro SpBM dalam promosinya sebagai
doktor di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG-UI), ditemukan
khasiat daun sirih yang mampu mempercepat pembekuan darah karena ekstrak daun
sirih oleh etanol yang mengandung senyawa aktif seperti phenol, beta
caryophyllene, 2-methoxy-4(1-prophenyl, dan alfa-amorphene, dapat mempercepat proses
koagulasi atau pembekuan darah.
3.
Penutup
Berdasarkan pembahasan
ilmiah dan penelitian ilmiah diatas, daun Sirih dapat dimanfaatkan sebagai obat
bagi penderita Epistaksis untuk menghentikan pendarahan. Daun sirih pun dapat
menjaga cavum nasi (rongga hidung) yang mengalami gangguan ini dari infeksi
akibat bakteri saat penyumbatan.
Sumber :
Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar